Suatu ketika salah satu pejabat negara yang konon rutin puasa Senin-Kamis menyampaikan kata sambutan dalam sebuah acara. “Saudara-saudara sekalian yang terhormat, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh!”Para tamu udangan pun yang dihadiri sebagian para kiai kampung dan santri-santrinya menjawab dengan serentak, “Walaikumsalam warahmatullohi wabarokatuh!”
Ia lantas berpidato seakan-akan memojokkan para kiai. “Meskipun bapak-bapak kiai yang ada di sini tahajud siang-malam, belum tentu lebih mulia dari seorang yang mengerti teknologi?” Ucap sang pejabat dengan berapi-api.
Mendengar itu, para kiai desa itu tak nyaman. Tapi tak mungkin mereka langsung mendebatnya. Menit berikutnya para kiai satu demi satu meninggalkan ruangan.
Para santri beranggapan bahwa para kiai mungkin tersinggung karena Pak Pejabat melecehkan keberadaan mereka di mata para santrinya. Tapi, ternyata bukan.
Di luar ruangan, seorang kiai berkomentar tentang sambutan tersebut, “Mana ada tahajud siang-malam?” (Ahmad Rosyidi)
Sumber: NU Online