SAN FRANCISCO, Melihat Indonesia tak melulu soal potensi. Sekarang, seiring dengan tindakan nyata pemerintah menumbuhkan ekonomi digital, sudah saatnya Bangsa kita berkarya di kancah global.Pendapat tersebut disampaikan Chief Executive Kibar Kreasi Yansen Kamto, yang turut menemani rombongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan ke Silicon Valley, Amerika Serikat (AS).
Yansen yang selama ini aktif dalam dunia inkubasi startup itu mengamini visi Jokowi. Indonesia mau dan bisa meningkatkan daya saingnya di kancah global.
“Saya muak dengan istilah potensi yang terus-terusan dicekokin di Indonesia, kini saatnya kita berkarya di global dan merah putih akan berkibar,” tegasnya saat bincang bersama KompasTekno, Rabu (17/2/2016) waktu setempat.
Namun mewujudkan cita-cita tersebut juga tak bisa sembarangan. Jangan sampai yang tumbuh startup dengan mindset hanya mencari investasi.
Mindset sebuah startup mestinya menemukan sebuah solusi terhadap permasalahan yang ada.
Selain itu masih ada masalah dalam hal sumber daya manusia dan ketersediaan inkubator yang berperan membimbing perkembangan sebuah usaha rintisan digital.
Dengan kondisi seperti ini, menurut Yansen Indonesia lebih dulu membangun ekosistem yang dibutuhkan untuk mengarah ke ekonomi digital.
“Indonesia harus fokus di pembinaan talenta mudanya dulu, makanya harus ada lebih banyak inkubator yang beneran punya hati untuk bangsa ini,” ujarnya.
“Kita juga harus mengembangkan jaringan mentor yang kompeten. Mentor itu bukan orang pinter dan hebat, tapi yang mau membuka jalan dan membantu mengarahkan. Mentor harusnya bukan memberikan jawaban, apalagi solusi,” pungkasnya.
Di Silicon Valley, Jokowi memiliki agenda utama mengunjungi Plug and Play yang merupakan komunitas startup sekaligus inkubator terbesar di AS.
Presiden mengajak mereka bekerja sama dalam upaya Indonesia menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Pemerintah sendiri memiliki sejumlah kebijakan dan rencana, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Antara lain berupa kemudahan memperoleh kredit usaha rakyat, likuiditas pasar untuk startup, hingga program 1.000 technopreneur dengan tenggat waktu 2020.
Sumber: KOMPAS Tekno