Jakarta, NU Online
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) semakin diperlukan peranan dan partisipasinya di tengah kehidupan masyarakat.
“MUI sangat dibutuhkan peran dan partisipasinya oleh masyarakat. Karena MUI dengan simpul-simpul kepemimpinan yang terdiri atas ulama, zuama dan cendekiawan dari berbagai ormas, berperan sangat penting dalam mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan masyarakat dan bangsa ini,” terang Menag saat membuka Rapat Kerja Nasional I MUI Tahun 2015 di Ancol, Jakarta, Selasa (10/11) malam seperti dilansir situs kemenag.go.id.
Ikut mendampingi Menag di Rakernas yang dihadiri lebih dari 250 anggota dari Seluruh Provinsi di Indonesia tersebut, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Muchtar Ali dan Kabag TU Pimpinan (Sesmen) Khoirul Huda.
Menag berharap, MUI terus berupaya menghadirkan Islam Rahmatan lil Alamin dalam seluruh layanannya kepada masyarakat. Sebagai pelanjut kepemimpinan profetik pewaris para nabi, MUI diharapkan mampu memposisikan diri sebagai penjaga moral bangsa, memelihara kerukunan dan menjauhkan intoleransi.
“Peran MUI sebagai penerus kenabian yang menggantikan tugas menjaga agama dan kemaslahatan, dapat dihadirkan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga Negara,” harap Menag.
Menag melihat, secara historis, MUI sebagai lembaga yang telah berusia 35 tahun lebih, telah memainkan peranan yang signifikan dalam membangun karakter bangsa. Menurutnya, MUI bukanlah ormas seperti pada umumnya. MUI mempunyai tanggung jawab dan tugas besar dalam melakukan transformasi sosial yang membebaskan dan menjadi penerang kehidupan nurani umat.
“MUI juga punya tanggungawab untuk mewujudkan keteraturan sosial yang diperlukan untuk pengamalan ajaran agama dengan penuh rasa nyaman dan aman” imbuh Menag.
Menag meyakini, Keberhasilan MUI dalam memberikan pelayanan, sangat menentukan masa depan bangsa, di mana, umat Islam menjadi bagian signifikan dalam membangun peradaban yang berkemajuan. Keberhasilan itu, kata Menag, bisa kita wujudkan terutama karena kemampuan mengembangkan prinsip-prinsip fundamental yang menjadi basis pelayanan.
“Saya melihat, MUI kini telah mengembangkan diri sebagai pengusung setia Wawasan Wasathiyah, sebuah paham keagamaan moderat yang mengapresiasi lokalitas budaya bangsa Indonesia yang majemuk dan beragam. Ini adalah capaian luar biasa yang perlu terus dipertahankan dan dikembangkan,” puji Menag. Red: Mukafi Niam
Sumber: NU Online