Pamekasan, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pamekasan menilai aneh dengan leletnya Pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam menangani bencana banjir. Sebab, sudah bertahun-tahun pusat perkotaan dilanda banjir tanpa adanya upaya serius menanganinya.
Mengatasi kondisi tersebut, organisasi yang dipimpin Fathorrahman tersebut turun tangan tiap kali banjir menerjang kota Pamekasan dan menimpa rumah-rumah penduduk setempat. Sampah-sampah yang menutupi gorong-gorong dibersihkan.
“Tiap kali disoal, Pemkab selalu beralasan kekurangan anggaran untuk mengatasi banjir perkotaan. Aneh! Mereka menerima gaji dari pajak rakyat, tetapi tidak mau bekerja. Pengennya selalu bermanis ria di kantornya,” kritik Ketua GP Ansor Pamekasan, Fathorrahman, Rabu (10/2).
Menurut Dosen Universitas Madura tersebut, sejauh ini Pemkab beralasan masih butuh anggaran Rp23 miliar untuk menanggulangi banjir wilayah kota. Selain itu, masih butuh 5 tahun lamanya.
“Masalahnya kan di pembersihan gorong-gorong. Bersihkan gorong-gorong itu, maka air hujan tidak akan meluap hingga ke jalan raya dan menyulitkan para pengendara,” tekannya.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Pemkab Pamekasan Achmad Sjaifudin menyatakan, pihaknya tidak bisa menyelesaikan pananggulangan bencana banjir tahun ini. Menurutnya, penyelesaian bencana musiman itu diprediksi akan selesai pada tahun 2021. Alasannya, anggaran yang tersedia tiap tahunnya sangatlah terbatas.
Dia menyatakan, meski telah mnyelesaikan masterplan penanggulangan bencana banjir wilayah perkotaan Pamekasan, atas kerjasama dengan Institut Tehknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, tapi dari hasil masterplan tersebut, masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengentaskan wilayah perkotaan dari bencana banjir.
Pada tahun ini, PU Pengairan akan memulai melakukan rehabilitasi dan normalisasi Kali Semajid. Namun, pelaksanaannya masih cukup rumit mengingat anggaran terbatas. Menurutnya, instansinya masih akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk mencari dana rehabilitasi dan normalisasi Kali Semajid tersebut. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online