Jakarta, NU Online
Pertemuan kaum sufi sedunia ataual Multaqa as-Sufi Al Alamy yang berlangsung di Jakarta, Jum’at-Sabtu (15-16) menyepakati dibentuknya organisasi sufi sedunia yang bertugas mengkoordinasikan seluruh peran dan gerak kaum sufi.
Kesepakatan itu merupakan satu dari lima butir Deklarasi Multaqas Shufi yang ditandatangani oleh Syeikh Hisyam Kabbani (AS), Habib Lutfi bin Ali bin Yahya (Indonesia) KH Said Aqil Siroj (Indonesia), Syeikh Zaid bin Abdurrahman bin Yahya (Yaman), Syeikh Rajab Dieb(Syiria), Syeikh Jibril Fuad (Brunei) dan Syeikh Abdurrahman ar-Rukaini (Sudan).
Organisasi sufi sedunia ini diharapkan dapat memaksimalkan peran kaum sufi, namun format dari organisasi ini baru akan dirumuskan kemudian.
Butir deklarasi lainnya terkait peran sufisme dalam mengatasi goncangan moral dunia. Kaum sufi meminta masyarakat senantiasa berzikir untuk memperkaya dimensi spiritual dalam rangka menciptakan kerukunan sosial.
Kaum sufi dan pemimpin tarekat dunia tertekad akan aktif membangun peradaban dan mengatasi berbagai persoalan modern, terutama dalam menciptakan peradaban dunia, dengan melakukan pembinaan ruhani (tarbiatur ruh) dan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs).
Konflik di dunia Islam dan Timur Tengah khususnya terjadi akibat kekosongan jiwa dan kekeringan spiritual, dan krisis moral. “Dengan kembali ke tasawuf ini, diharapkan mampu menciptakan kehidupan harmoni di lingkungan keluarga dan masyarakat” demikian penggalan butir kedua dari Deklarasi Multaqas Shufi.
Ditegaskan bahwa pemahaman agama yang mendalam serta pengamalan yang penuh terhadap ajaran Islam