Jakarta, NU Online
NU berpandangan bahwa berbagai macam aliran thoriqoh dan tasawuf keunggulan kehidupan beragama di Indonesia ataupun di dunia lain. Karena itu, NU memiliki visi dan perhatian untuk merekatkan pelbagai aliran tasawuf dan thoriqoh.
Demikian dikatakan Koordinator Panitia al-Multaqo as-Shufi al-Alami atau Pertemuan Sufi Sedunia KH Mujib Qolyubi di gedung PBNU tadi pagi (15/7).
“Merekatkan kaum sufi dari pelbagai macam aliran itu sangat penting, kara kaum sufi adalah ujung tombak dakwa Islam yang damai, menghedepankan dialog dan rasa penghormatan pada perbedaan,” ujar Qolyubi yang juga rektor STAINU Jakarta.
Pertemuan kaum sufi yang diselenggarakan PBNU dihadiri 43 aliran thoriqoh yang ada di Indonesia. Aliran-aliran tersebut tergabung dalam anggota Jami’yah Ahlit Thoqriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyah (Jatman).
Sementara itu, para mursyid yang datang dalam acara yang diselenggarakan dalam rangka Harlah NU ke-85 ini diikuti 7 aliran thoriqoh, ada Tijaniah, Qodiriah, Qodiriah-Naqsabandiah, Sanusiah, Akmaliah, Kholidiah, Rumi Haqqani.
“Ada mursyid dari 3 negara yang batal hadir karena berbarengan dengan acara Nisfu Sya’ban. Para mursyid itu harus memimpin sendiri tradisi Nisfu Sya’ban,” jelas Qolyubi.