Surabaya, NU Online
Salah satu kegiatan rutin bulan Ramadhan di PWNU Jawa Timur adalah pengajian selama bulan Ramadhan. Biasanya pengajian dilaksanakan usai shalat dzuhur hingga waktu shalat ashar tiba. Pengajian menggunakan satu kitab, diasuh seorang kiai dan peserta adalah para pengurus NU, lembaga, lajnah dan Banom.
Untuk bulan Ramadhan kali ini PWNU Jatim juga melaksanakan pengajian. Hanya saja bentuknya berbeda. Bila sebelumnya hanya diasuh oleh seorang kiai selama satu bulan, kali ini tidak lagi. Setiap hari ganti pengasuh, selama satu bulan. Model pengajian juga diubah. Bila sebelumnya model sorogan, kali ini model ceramah atau diskusi. Setiap pengasuh menyampaikan materi selama satu jam penuh, setelah itu bisa dilanjutkan dengan dialog.
“Ini hanya variasi saja, tapi substansinya tidak berubah,” kata H Masyhudi Mukhtar, Sekretaris PWNU Jawa Timur, seputar model pengajian yang relatif baru tersebut.
Menurut Pak Hudi, sapaan akrabnya, pengajian akan dimulai tanggal 2 Agustus dan berakhir 29 Agustus, dengan libur Jum’at dan Ahad, yang memang menjadi hari libur resmi PWNU Jawa Timur.
Pengajian bertempat di ruang Aswaja Center Lt II PWNU Jatim. Para pengasuh sudah dijadwal dengan cara diurut dari jabatan pengurus harian paling atas hingga para ketua lembaga. Jadwal hari pertama adalah Rais Syuriah KH Miftachul Akhyar, disusul hari kedua Wakil Rais KH Agoes Ali Masyhuri.
“Mungkin akan seperti belajar pidatolah,” kelakar Pak Hudi.
Tentang topik, diserahkan kepada masing-masing. Tentu mereka sudah mahir-mahir karena hampir semua pengurus adalah penceramah dan mengasuh pondok pesantren, selain telah kenyang asam garam dunia aktifis. Selain diikuti para pengurus NU, lembaga, lajnah dan Banom, pengajian itu juga akan disiarkan ulang pada malam harinya oleh TV9, televisi milik PWNU Jawa Timur.