Jepara, NU Online
Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Perempuan berperan penting dalam membentuk karakter keluarga sehingga tidak bergantung pada sang ayah.
“Dalam keluarga keberadaan perempuan tidak bisa dikesampingkan,” tutur Alissa Wahid dalam Silaturrahim dan dialog bersama ibu-ibu Jaringan Perempuan Mandiri di Koperasi Lestari Mandiri Raguklampitan Batealit Jepara, Selasa (9/8).
Alissa Wahid yang adalah Puteri Sulung Presiden Ri ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengajak kaum perempuan untuk lebih aktif lagi menunjukan partisipasinya dalam pembangunan. Partisipasi ini bisa dimulai dari skala yang paling kecil, yaitu keluarga.
Lebih lanjut, dalam lawatannya ini, Alissa sangat apresiatif terhadap lagnkah yang dilakukan oleh Lakpesdam NU Jepara dalam membangun pemberdayaan ekonomi ibu-ibu melalui gerakan mikro finance.
Perempuan dengan nama lengkap Alissa Qothrunnada Abdurrahman Wahid ini berpesan agar kaum perempuan tidak hanya bisa bergantung pada laki-laki. Perempuan tidak harus bergantung secara ekonomi kepada laki-laki. Apalagi menjadi beban keluarga.
“untuk membantu kebutuhan keluarga, ibu dulu jualan kacang bawang, menjahit pakaian, dan lainnya karena penghasilan bapak (Gus Dur) tidak menentu. Sampai ketika bapak sudah menjadi ketua PBNU, ibu juga tidak mengandalkan Beliau,” ceritanya isteri dari Raden Erman Royadi ini.
Dalam kunjungannya ke Jepara ini, Alissa bersama pengurus Lakpesdam NU Jepara juga akan menghadiri peringatan kelahiran Gus Dur yang diselenggarakan oleh Lakpesdam NU Jepara di Gedung PCNU Jepara.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Lakpesdam NU Jepara, yang juga Kepala Sekolah Dasar Unggulan Terpadu (SDUT) Bumi Kartini, Mayadina Rahma Musfirah mengatakan, Koperasi Lestari Mandiri ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Lakpesdam kepada masyarakat selama ini.
Lakpesdam selama ini telah membentuk lembaga mikro finance dibeberapa wilayah di Jepara, seperti di Raguklampitan Sumosasri (Kec. Batealit), Pancur (Mayong), di Kecamatan Kedung, juga di Desa Kemojan, Parang dan Nyamuk (Karimunjawa),
“Semua kelompok itu kami buatkan wadah namanya Jaringan Perempuan Mandiri (JPM),” jelas Mayadina.