KH Sahal Mahfudz Wafat tanggal 24 Januari 2014 di Kajen Pati. Post ini adalah posting lama tahun 2011 yang lalu saat isu wafatnya Mbah Sahal beredar.
Pekalongan, NU Online
Kabar yang beredar via sms dari HP ke HP sejak subuh tadi pagi perihal wafatnya Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH MA Sahal Mahfudh hanyalah rumor belaka, karena berdasarkan informasi dari Ketua PWNU Jawa Tengah Drs HM Adnan, MA kabar meninggalnya Mbah Sahal tidak benar.
Beberapa SMS yang masuk diterima NU Online berbunyi “Innalilaahi wa inna ilaihi roojiun, sampun wafat dalu niki KH Sahal Mahfudh Kajen Pati, insyaallah dimakamakebesok pagi… mohon kepada semuanya berkenan membacakan fatihah…semoga semua amal beliau diterima di sisi Allah n semoga diberikan pengganti oleh Allah…amien ya rabbal alamin …..” demikian bunyi SMS yang masuk pada pukul 07.19.21 wib.
“Tidak benar rumor yang beredar secara luas lewat pesan singkat “SMS” mbah Sahal telah wafat,” demikian dikatakan Ketua PWNU Jawa Tengah yang dihubungi via telepon tadi pagi.
NU Online sendiri sejak Sabtu kemarin (6/8) menerima puluhan SMS yang mengabarkan Rais Aam PBNU yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sedang berbaring di rumah sakit dan mohon bantuan pembacaan surat Al Fatihah.
Sebagaimana diketahui, Mbah Sahal merupakan sosok yang sangat bersahaja. Bicaranya tenang, lugas, tidak berpretensi mengajari. Padahal KH Muhammad Achmad Sahal Mahfudh sangat disegani.
Dia tiga periode menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1999-sekarang) dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2000-sekarang. KH Sahal yang sebelumnya selama 10 tahun memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah.
Di luar itu, KH Sahal adalah pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Maslakul Huda sejak tahun 1963. Ponpes di Kajen Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, ini didirikan ayahnya, KH Mahfudz Salam, tahun 1910.
Atas berita yang tidak benar, PCNU Kota Pekalongan menghimbau kepada warga nahdliyyin untuk tidak menyebarkan kabar wafatnya Mbah Sahal ke warga nahdliyyin yang lain, sebaiknya di kroscek terlebih dahulu, demikian dikatakan Wakil Ketua PCNU Kota Pekalongan Abdul Basir, SH kepada NU Online.