PROBOLINGGO, KOMPAS.com – DPC PKB Kabupaten Probolinggo diprediksi bakal sulit memenangi pilkada yang akan digelar November tahun depan. Pasalnya, partai tersebut dilanda konflik internal dan kini sudah tidak dikendalikan oleh Hasan Aminuddin (Bupati Probolinggo) yang memilih hijrah ke Nasional Demokrat.
Karenanya, Dedy pun menilai sulit bagi PKB yang diketuai KH Hafidz Aminuddin, kakak kandung Hasan, untuk memenangkan pilkada. Apalagi, nama Tantriana, istri Hasan, santer digadang-gadang menjadi suksesor suaminya. Kendati Hasan sampai sekarang belum terang-terangan menyatakan dukungan kepada seorang calon, namun sejumlah kalangan meyakini Hasan bakal mendorong istrinya untuk maju.
Indikasi memanasnya organisasi PKB juga muncul dari pindahnya kantor DPC yang semula berada di Kecamatan Dringu, sekitar 50 meter dari Pemkab Probolinggo, kini berada di daerah pinggiran, tepatnya di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending.
Kantor DPC di Curahsawo itu menyewa di rumah milik mantan kades setempat. Menurut seorang fungsionaris, kantor DPC dipindah karena habis masa kontraknya. Namun, kepada 13 ketua parpol non-parlemen, Hasan menyatakan bangunan yang sebelumnya ditempati sebagai kantor DPC PKB itu adalah miliknya dan akan dijadikan gedung sekretariat Hasan Aminuddin Center. “Hasan Aminuddin Center pasti akan menjadi pusat pemenangan Tantri dalam pilkada,” ujar Dedy.
Meski Hasan akan menyatakan dukungannya pada 20 Februari tahun depan, Dedy yakin dukungan akan jatuh ke Tantri. Hal itu dibutkikan dengan pernyataan Hasan di sejumlah forum, bahwa dirinya akan melakukan regenerasi. Yang namanya regenerasi, dari tua ke yang muda.
“Apalagi, sebagian besar ormas sudah bulat menyatakan dukungan kepada Tantri, misalnya GP Anshor, PCNU, Fatayat, Muslimat, dan lain lain,” kata Dedy.