Jakarta, NU Online
Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa. Pada tanggal 17 Ramadlan, nabi Muhamad menerima ayat pertama al-Quran yang berbunyi “Iqra”. Artinya baca dan fahami. Melalui ayat ini, Allah menyuruh umatnya untuk faham, cerdas, maju, menggali rahasia-rahisa alam termasuk penciptaan manusia.
Demikian dikatakan ketua PBNU, Said Aqil Siroj saat ceramah menjelang buka puasa di Kedubes Iran pada (11/08) di Jakarta.
“Sehingga kalau di pesantren-pesantren NU, ada yang dinamakan pasanan, baca kitab khusus Ramadhan. Kurikulum di luar Ramadhan, berhenti dulu. Khusus di bulan Ramadhan ada yang baca Minhajul Abidin, macam-macam, yang dibaca dua puluh hari, selesai! Itu merupakan kecintaan kita terhadap ilmu dengan perintah iqra bismi robbika”.
Kang Said menegaskan, hanya orang berilmu yang bisa benar. Harus dengan analisis, obyektif rasional, ilmiah, logis, baru bisa benar.
“Keistimewaan lain Ramadhan, dalam sejarahnya, banyak sekali perjuangan besar dan menentukan, yang terjadi di bulan ini. Perang Badar pada tahun kedua Hiriyah, 313 umat Islam melawan 1000 orang kaum musyrikin Mekkah. Itu terjadi tanggal 17. Umat Islam menang. Kemenangan ini sangat menentukan bagi perjuangan umat Islam ke depan,” lanjutnya.
Kang Said menambahkan, Islam masuk ke Andalusia, Spanyol, dibawa Thariq Bin Ziyad, budaknya gubernur Mesir, Musa bin Musayir terjadi bulan Ramadhan. Tariq membawa 5000 pasukan melawan raja Fredrick. Umat Islam menang. Dan berkuasa sampai 800 tahun. Bisa membangun peradaban di sana. Beberapa ulama besar lahir; Ibn Rusyd, Ibn Hazm, asy-Syatibi, al-Qurthubi, Ibn Tufail, Ibn Bajjah, Ibn Malik.
“Nah, yang paling istimewa, lanjut doktor Umul Quro ini, bagi bangsa Indonesia, tahun 2011 ini akan memperingati hari kemerdekaannya pada tanggal 17 Ramadlan. Ini bertepatan dengan peringatan Nuzulul Qur’an, diturunkannya al-Qur’an,” pungkasnya.