Jakarta, NU Online
Khatib Salat Idul Fitri 1432 Hijriah di Masjid Istiqlal, Prof. Muhammad Quraish Shihab, mengingatkan Umat Muslim Indonesia untuk tidak melupakan jati diri bangsa yang religius.
Quraish mengatakan salah satu penyebab lahirnya karakter yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa yang religius adalah kebiasaan atau pandangan hidup yang memisahkan dimensi jasad dan batiniah.
“Salah satu kekeliruan kita adalah melakukan pemisahan dimensi jasad dan rohaniah sehingga lahir pribadi-pribadi yang terpecah kepribadiannya,” ujarnya dalam khutbah Idul Fitri-nya di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (31/8).
Karena itu, lanjut dia, muncul masyarakat “sakit” yang lebih cenderung kepada dimensi jasad atau dunia atau pun yang mengawang-awang tanpa berlandaskan kebenaran.
Salah satu tujuan dari digemakannya takbir pada hari Idul Fitri, menurut Quraish, agar manusia sadar tentang dualisme unsur jasad dan batiniah dalam dirinya yang mengandung unsur tanah dan ruh Ilahi.
Karena itu, manusia seharusnya bisa menyadari sifat-sifat Ketuhanan yang ditanamkan oleh Tuhan di dalam dirinya dan tidak mengalahkan kebutuhan ruh dengan tuntutan jasad semata.
“Kesadaran akan wujud keesaan Allah menghasilkan kemanusiaan yang adil dan beradab yang dengan itu mendorong persatuan untuk menyuburkan kerakyatan dan menghadirkan keadilan sosial,” tutur Quraish.
Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal yang dihadiri sekitar 200 ribu jamaah dimulai tepat pukul 07.00 WIB.