Black Innovation Award (BIA) 2011 telah mengumumkan 4 pemenang pilihan dewan juri dan 1 pemenang favorit berdasarkan voting di website www.blackxperience.com. Pengumuman pemenang dilakukan pada Malam Awarding Night BIA 2011 di Cilandak Town Square (Citos), Jakarta, Jumat (24/9/2011) lalu.
Empat orang pemenang Outstanding Innovator BIA Award 2011 berdasarkan pilihan dewan juri adalah Gundu Stadium oleh Adityo, Piikey oleh Tri Andrianto Ibrahim, Stanporti oleh Tiko Prabhata, dan StaPack oleh Irvan Hermawan. Sedangkan pemenang favorit (favourite innovator) berdasarkan hasil voting adalah Lukni Burhanuddin Ahmad dengan inovasinya membuat My Turn.
Irvan Hermawan, perancang StaPack merupakan pemenang BIA 2008 yang rajin mengikuti event ini setiap tahun dan kembali memenangkan BIA tahun 2011. Lulusaan cum laude dari Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung ini menciptakan sebuah box makanan yang bisa digunakan oleh para pengusaha makanan. Ia terinspirasi dari rantang yang mampu membawa banyak kotak makanan dalam satu kali angkat. Konsep ini kemudian ia terapkan dengan mengolah limbah kertas duplek.
“Kalau untuk makanan basah dan berminyak, saya anjurkan menggunakan bahan ivory box, namun konsepnya sama,” jelas karyawan Bukit Muria Jaya bagian offset dan printing packaging ini. Irvan mengaku biaya produksi Stapack kira-kira hanya Rp 1000 per box. “Kalau nantinya diproduksi massal, tentu harganya bisa lebih murah,” tambahnya.
Yoris Sebastian, salah satu dewan juri saat ditemui Kompas.com juga memuji produk ini dan mengungkapkan bahwa StaPack bisa dikembangkan dan dipasarkan ke pengusaha-pengusaha makanan. “Terutama pengusaha lokal, masa ga mau dukung? Ini konsepnya sangat berguna karena mengurangi penggunaan plastik dan Styrofoam,” jelasnya.
Pemenang lainnya adalah Adityo yang membuat Gundu Stadium bersama rekannya Christian Yulianto. Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini membuat arena permainan berdimensi 2 x 2 meter yang menggunakan sistem modular dengan ukuran masing-masing 40 x 40 cm. Arena permainan ini berbahan dasar bambu yang dibuat menjadi papan dengan sistem portable yang memudahkan untuk memainkan dan menyimpannya.
“Saya terinspirasi karena melihat anak-anak bermain di gang-gang sempit, menghalangi jalan, jadi saya pikir bagaimana kalau membuat arena bermain yang bisa membuat mereka bermain di rumah,” jelas Adityo. Gundu Stadium ini dibuat untuk mengakomodir perbedaan-perbedaan aturan bermain gundu pada setiap daerah. Ia berharap Gundu Stadium bisa menjadi standar permainan nasional yang dimainkan di daerah-daerah. Bahkan, jika sudah diproduksi masal, Gundu Stadium berpotensi Go Internasional.
Karya lainnya adalah Piikey yang dibuat oleh Tri Andrianto Ibrahim (kategori transportasi). Piikey merupakan alat pengaman helm yang memungkinkan helm terkunci di motor dengan posisi berdiri, sehingga tidak lagi menampung air hujan. Mahasiswa semester 3 dari jurusan Sistem Informasi Industri di Sekolah Tinggi Manajemen Industri, Kementrian Perindustrian RI ini terinspirasi karena pengalamannya sendiri.
“Helm saya suka basah karena menampung air hujan. Selama ini kan kalau kita naruh helm di motor, pasti posisinya terbalik, jadi kalau hujan, basah,” kenanngnya. Untuk bahan dasar Piikey, Tri menggunakan logam plat dengan tebal 2 mili. Ia mengaku membutuhkan waktu 3 bulan untuk mengembangkan ide menjadi desain gambar. Ia melakukan berbagai riset sebelum akhirnya bisa menciptakan Piikey.
Pemenang BIA 2011 lainnya adalah Tiko Prabhata yang membuat Stanporti (kategori transportasi). Stanporti merupakan Bikestand Portable yang mudah dilepas dan dipasang kembali. Stanporti berfungsi sebagai standar samping untuk sepeda agar sepeda tidak terjatuh. “Saya sering lihat sepeda yang tidak ada standar sampingnya sehingga disenderkan di dinding. Resiko nya sepeda mudah terjatuh dan tergores,” ujar Tiko. Mahasiswa semester 6 sebuah Perguruan Tinggi di Surabaya ini mengaku desain produknya masih butuh banyak pengembangan terutama pada detail-detail kecil agar Stanporti bisa diproduksi masal.
Sedangkan pemenang favorit BIA 2011 adalah Lukni Burhanuddin Ahmad dengan produk yang diberi nama My Turn. Konsep My Turn merupakan cara baru untuk memainkan ular tangga, monopoli, ludo dan sejenisnya yang merupakan permainan yang menggunakan dadu. Dadu yang biasa dijumpai dalam bentuk kubus dengan berbagai titik dari 1 sampai 6 di tiap sisi dadu, kini berubah menjadi board game yang didalamnya terdapat bola. Bola tersebut nantinya akan menempati salah satu dari enam lubang. Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Desain Produk ini mencetak bahan polypolilena menjadi sebuah gurita besar pengganti dadu tersebut. Ia mengaku masih butuh riset lebih banyak untuk menentukan ukuran, bahan, dan teknik permainan, jika konsep produknya akan diproduksi masal.
Sumber: Kompas