Jakarta, NU Online
Bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) Jakarta, sebanyak 32 kader NU mendapat beasiswa untuk mengikuti program Magister Manajemen (MM) dengan jurusan ekonomi keuangan syariah.
Nota kesepahaman kerjasama tersebut ditandatangani di kampus STEKPI, kawasan Kalibata Jakarta Selatan, Rabu (28/9) oleh H Subiakto Tjakrawardaya, mewakili STEKPI dan H, Iqbal Sullam, mewakil PBNU. Selain dengan PBNU, program serupa juga diberikan kepada Laznas ICMI, yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Marwah Daud Ibrahim.
Mengingat sebagian besar peserta program ini para aktivis di PBNU yang telah memiliki kesibukan dalam keseharian, maka kuliah hanya dilakukan pada akhir pekan atau dalam kelas eksekutif. Kuliah matrikulasi pertama, karena banyaknya peserta yang berlatar belakang non ekonomi di S1-nya, telah dimulai pada Sabtu, 24 Septeber lalu.
Subiakto Tjakrawardaya, yang merupakan mantan ketua Lembaga Perekonomian NU, menjelaskan STEKPI menjadi kawah candradimuka para pemuda Islam, bukan untuk menjadi teroris, tetapi untuk menjadi pekerja keras dan pekerja cerdas untuk berjihad melawan kebodohan dan kemiskinan.
Indonesia memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang melimpah. Jika disinergikan dengan baik, akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negera yang memiliki pengaruh di kawasan regional. “Indonesia tak akan sekedar swasembada pangan, tapi mampu mengekspor pangan ke negara Asia Pasifik,” paparnya.
Ia berharap lulusan yang diharapkan dari kerjasama ini memiliki jiwa yang berakhlak mulia, kompeten, mandiri serta inovatif.
Sementara itu H Iqbal Sullam mengapresiasi upaya STEKPI yang membantu mencerdaskan anak bangsa, meskipun sebenarnya ini tanggung jawab pemerintah. NU, katanya, juga terlahir dari dunia pendidikan dan usaha bersama ini merupakan langkah mulia yang sejalan dengan visi dan misi NU.
“NU siap bekerjasama, apalagi NU memiliki banyak pesantren dan lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan,” katanya.
Agung Nur Fajar, ketua STEKPI menjelaskan, kerjasama yang dilakukan akan berjangka panjang, sekitar 10 tahun, tak hanya dalam pemberian beasiswa, tetapi dalam bentuk lain, mengingat STEKPI, yang pada tahun 2012 mendatang, berubah menjadi Universitas Trilogi ini, akan fokus pada upaya kemandirian pangan dan energi. Sektor pangan dan pertanian, merupakan sektor yang menjadi lahan bagi kehidupan sebagian besar warga NU.
Prof Dr Nasaruddin Umar, wakil ketua Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ), yang membawahi STEKPI, menjelaskan bahwa para lulusan STEKPI diarahkan pada technopreneur, bukan menjadi pegawai, tetapi menjadi para pengusaha yang mampu berbuat banyak kepada orang lain.
Upaya STEKPI, kata Nasaruddin yang juga mantan katib aam PBNU untuk menjadi universitas yang berbasis kewirausahaan ini merupakan sebuah lompatan karena saat ini kebanyakan universitas masih berbasis pada universitas pengajaran, beberapa telah melangkah menjadi universitas riset sedangkan di negara maju, kecenderungannya telah menjadi entrepreneur university.