Sumenep, NU Online
Akhir-akhir ini banyak organisasi keislaman mengaku Ahlussunah wal Jamaah atau Aswaja. Padahal organisasi tersebut jauh dari nilai utama yanag diajarkan Aswaja, di antaranya tasamuh, tawasut.
“Berkembang luasnya gerakan keagamaan yang menyimpang dari ajaran Aswaja sangat meresahkan masyarakat. Sehingga kekerasan kerap terjadi seperti pada Jamaah Ahmadiyah. Ini karena kita tidak mengedepankan keseimbangan berdakwah.”
Demikian disampikan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar pada Studium General Orientasi Pendidikan Kampus Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Selasa (13/11), di Aula Asy Syarqawi Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep.
Tampak hadir pada acara tersebut, Ketua Dewan Masyaikh Pesantren Annuqayah sekaligus dan Rais Syuriah PCNU Sumenep, KH Ahmad Basyir AS, Dewan Masyaikh Pesantren Anuqayah KH. A. Warits Ilyas, Pembantu Rektor Instika KH A. Wasil Hasyim, Ketua Yayasan Pesantren Annuqayah sekaligus Ketua PCNU Sumenep H. A. Pandji Taufiq. Hadir pula Pembantu Rektor Instika Moh. Husnan A. Nafi, Dekan Fakultas Ushuluddin Ach. Maimun, dan lain-lain.
Miftahul Akhyar menyebut Hizbut Tahrir Indonesia, Ikhwanul Muslimin, Islam Jamaah, Al Qaedah, Lembaga Kerasulan dan Ingkar Sunah adalah segelintir organisasi gerakan keagamaan yang seringkali mengaku-aku Aswaja, tapi ajarannya berbeda Aswaja NU yang mengedepankan keseimbangan.
Ia menjelaskan, gerakan politik Islam garis keras menghilangkan watak ajaran Islam, Aswaja lebih khusus lagi, yang ramah dan menyebar rahmat bagi seluruh alam semesta.
Akidah Aswaja, kata Akhyar, adalah akidah yang seimbang. “Tidak ke kanan atau ke kiri. Bukan harokah yang alirannya keras atau libaral. Asas dasar tawasut, tasamuh, i’tidal, dan tawazun perlu senantiasa di transformasikan, sehinga menjadi kerangka berfikir dalam mengurai belenggu kejumudan pola pikir manusia,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Instika Ach. Qusyairi Nurullah menyebutkan, sudah lima tahunan belakangan ini marak faham ekstrim yang mulai diajarkan pada generasi muda Islam, terutama pelajar dan mahasiswa.
“Tema Tantangan Madzhab Aswaja dalam Bingkai Indonesia yang kami angkat diharapkan dapat menangkis segala macam indoktrinasi yang tak selaras dengan visi-misi kampus yang berfaham Aswaja,” ujar Nurullah.