BANDUNG – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), baru saja melakukan pemantauan dari Pusat Sains Antariksa LAPAN di daerah Junjunan, Bandung. Mereka menyatakan bahwa Indonesia kemungkinan tidak akan dijatuhi bangkai satelit UARS.
Menurut Abdul Rachman, Peneliti bidang Matahari dan Antariksa LAPAN, saat ini bangkai satelitUpper Atmosphere Research Satellite (UARS) sudah berada pada ketinggian 150 km dan ini artinya 20 km lebih dekat dari ketinggian kemarin yakni 170 km.
“Saat ini UARS sedang berada pada ketinggian 150 km diatas permukaan Bumi dan tepatnya berada di atas Samudera Hindia. Kami merasa positif jika UARS tidak akan jatuh di Indonesia,” jelasnya ketika dihubungi okezone, Sabtu (24/9/2011).
Meskipun sebelumnya Thomas Jamaluddin, Ketua Lapan menjelaskan bahwa Indonesia berpotensi besar karena merupakan negara yang luasnya membentang pada garis ekuator atau khatulistiwa. Namun menurut pantauan LAPAN mengenai perkiraan waktu yang menyatakan ketinggian UARS di atas permukaan Bumi, ternyata tidak berada di kawasan Indonesia.
Rachman juga menyatakan di saat bangkai satelit UARS berada di batas kritis dari permukaan Bumi yaitu sekira 120 km, kemungkinan terbesar benda tersebut sedang berada di kawasan Samudera Pasifik dan Afrika.
“Diperkirakan UARS akan jatuh di kawasan Samudra Pasifik dan Benua Afrika, karena pada pukul 11.07 WIB UARS berada pada jarak 122 km dan sedang berada di Samudra Pasifik dan sangat berpotensi sekali jatuh di bagian selatan Afrika,” tambahnya.
LAPAN memperkirakan UARS baru akan melewati Indonesia sekira pukul 15.29 WIB dengan ketinggian 63 km, namun diperkirakan sudah jatuh sebelumnya di tempat yang sudah disebutkan di atas.
LAPAN menyimpulkan Indonesia berada di posisi yang aman dari kejatuhan bangkai satelit UARS. Seperti diketahui sebelumnya bahwa serpihan UARS yang akan jatuh ke Bumi karena tidak hancur akibat gesekan atmosfer ada 26 bagian dengan bobot paling besar mencapai 159 kg.
Sumber: Okezone