Jakarta – Anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa Lily Wahid mengatakan reshuffle atau perombakan kabinet tidak akan membawa perbaikan bila tidak ada perubahan dalam pola pikir dan pola kerja seluruh kementerian. Yang terjadi Pemerintah harus bisa mensejahterakan rakyat, bukan kelompok.
“Sehari sepuluh kali reshuffle sama saja. Saya tidak yakin adanya perbaikan kinerja,” kata Lily Wahid dalam diskusi di Rumah Perubahan 2.0, Jakarta Pusat, Selasa 20 September 2011.
Menurut adik kandung mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini, tidak ada lagi yang bisa diharapkan bila pola pikir dan kinerjanya masih sama. Apa contoh pola pikir dan kinerja buruk bagi Lily? Lily menyebut kasus Bank Century.
“Kasus Bank Century juga sempat minus. KPK dibentuk dan pada kenyataannya pelaksanaan hukumnya tidak memenuhi keinginan rakyat,” kata dia. Lily juga mendesak pemerintah harus jujur.
“Bila tidak sanggup ya bilang saja. Tujuan negara kan mensejahterahkan rakyat. Kalau yang sejahtera hanya sekelompok orang, ya berarti sistem pemerintahan yang salah,” kata dia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak membantah dan membenarkan akan adanya reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Tetapi, Presiden SBY memberikan sedikit ‘petunjuk.’ “Reshuffle? Tunggu tanggal mainnya,” kata SBY sebelum bertemu pengurus Yayasan Batik Indonesia.
Isu perombakan kabinet ini memang mengemuka setiap tahun. Kali ini, isu reshuffle diperkuat dengan data dari survei Lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang didirikan Denny JA. LSI menyebut kepuasan publik atas kabinet SBY anjlok.
Dalam survei terbaru yang dilaksanakan pada 5-10 September 2011, LSI menemukan hanya 37,7 persen publik yang puas atas kinerja kabinet SBY jilid kedua itu.
Sumber: VivaNews