Peneliti gabungan dari Amerika Serikat dan Jepang mengembangkan metode baru dalam mendeteksi Tsunami. Mereka, untuk pertama kalinya, menemukan jika Tsunami bisa diamati dengan radar. Dengan demikian, penemuan ini menjadi pengembangan baru dalam sistem peringatan dini Tsunami.
Hasil penelitian ini akan sangat berguna untuk Indonesia mengingat metode ini bisa diterapkan di Asia Tenggara. “Di negara ini terdapat daerah landasan kontinen dangkal yang luas,” kata Professor John Largier, seorang ahli kelautan di University of California, Davis, Bodega Marine Laboratory, Amerika Serikat.
Dilansir dari The Hindu, 18 Agustus 2011, Largier dan beberapa koleganya menggunakan susunan radar berfrekuensi tinggi di Bodega Marine Lab untuk mempelajari arus laut selama 10 tahun terakhir.
Bersama dengan para ahli lainnya dari Universitas di Hokkaido dan Kyoto serta San Francisco State University, Largier menggunakan data dari Bodega dan dari dua lokasi berbeda di Hokkaido untuk mendeteksi Tsunami di lepas pantai.
Peneliti menemukan, mereka bisa melihat Tsunami saat memasuki perairan dangkal di atas landasan kontinen. Saat ombak masuk ke perairan yang lebih dangkal, Tsunami tersebut melambat, tingginya bertambah, dan berkurang dalam panjang gelombang, sebelum akhirnya menghantam bibir pantai.
Dalam laporannya yang dipublikasikan di jurnal Remote Sensing, Largier menambahkan, radar ini bisa digunakan di pesisir timur AS atau Asia Tenggara. Di mana hamparan luas laut dangkal berada.
Semoga pemerintah dan pihak berwenang serta Civitas Kampus/Peneliti Indonesia bisa menerapkan metode baru ini.
Sumber: VivaNews