Jakarta, NU Online
Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf mengatakan tindakan bom bunuh diri yang dilakukan di Gereja Bethel Injili Sepenuh, Kepunton, Kota Solo sekitar pukul 10.55 WIB.
“Tindakan seperti itu bisa merusak hubungan antar umat beragama dengan timbulnya rasa saling curiga antar komponen bangsa,” katanya.
Ia berharap agar polisi mengusut tuntas aktor intelektual dari tindakan tersebut agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi. Jika kejadian ini mampu dilokalisir, tidak akan menyebar kemana-mana atau adanya aksi balas dendam dari kelompok yang sekarang ini teraniaya.
“Yang dituduh pasti umat Islam, padahal umat Islam adalah kelompok yang sudah menghayati kemajemukan Indonesia,” jelasnya.
Pelaku bom di gereja, yang sudah berulangkali terjadi, menurutnya hanyalah sekelompok kecil penganut agama beraliran eksrim yang tidak memahami kemajemukan Indonesia. Mereka merasa semua fihak harus mengikuti kemauannya.
“Umat Islam, termasuk NU sudah siap dengan kemajemukan di Indonesia. Kita juga harus waspada, jangan-jangan ada yang sengaja mengadu domba untuk menjelekkan umat Islam,” tandasnya.
Dalam kejadian tersebut, satu orang tewas, yang diduga merupakan pelaku bom bunuh dirinya, sedangkan 11 orang lainnya luka-luka.