Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku partainya belum menyiapkan rencana khusus untuk menghadapi perombakan kabinet yang kabarnya akan dilakukan dalam waktu dekat. PKB, kata dia, menanggapi rencana tersebut sebagai hal biasa.
“Kami tidak ada rencana khusus, biasa-biasa saja,” kata Muhaimin di Gedung Sekretariat Negara, Selasa 20 September 2011.
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pelaksanaan perombakan (reshuffle) kabinet seperti yang ramai diberitakan media massa dan menjadi wacana publik akhir-akhir ini tinggal menunggu tanggal mainnya.
“Reshuffle, tunggu tanggal mainnya,” kata Presiden SBY di sela agenda pertemuan dengan Dewan Pengurus Yayasan Batik Indonesia di kantor Presiden, hari ini.
Akhir-akhir ini wacana perombakan kabinet kembali mencuat. Terutama setelah sejumlah kementerian di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II diguncang kasus korupsi. Dua kementerian yang tengah diterpa kasus dugaan korupsi adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Muhaimin, yang juga menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengaku belum mendapat informasi soal isu yang santer beredar itu. Ditanya soal kesiapannya jika ikut di-reshuffle, Muhaimin menyerahkannya kepada Presiden. “Kita belum tahu kok (ditanya) siap atau tidak, ya belum tahu,” katanya.
Dia juga belum menyiapkan kadernya untuk mengisi posisi di kabinet jikareshuffle jadi dilakukan. “Ya monggo, (reshuffle) memang prerogatif Presiden. Kami tidak punya pengetahuan soal kapan dan segalanya,” katanya. Pimpinan partai, kata dia, juga belum pernah diajak bicara soal ini. “Tapi biasanya pasti diajak bicara.”
Ditanya soal desakan dari tokoh Nahdlatul Ulama agar dirinya mundur dari jabatan menteri, ia mengatakan bukan hak mereka untuk menentukan hal itu. “Apa hak dia, wong urusan Presiden,” katanya. Ia menuding kelompok yang mengembuskan wacana agar dirinya mundur dari jabatan adalah kelompok yang tidak suka dengan PKB dan dirinya. “Yang itu kan yang lama-lama, yang biasa-biasa.”
Sumber: TempoInteraktif