Jombang, NU Online
Peringatan haul KH Abdul Wahab Chasbullah, salah seorang pendiri NU, berlangsung cukup hidmat dan meriah, di kompleks Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Sabtu (8/10) malam.
Kurang lebih 20 ribu jamaah memadati sepanjang jalan kompleks pesantren Tambakberas. Mereka terdiri para kiai, santri, alumni, wali ssantri, jamaah thariqah qodiriyah naqsyabdiyah al-nahdliyah, serta masyarakat umum.
Dalam pantaun NU Online, lebih separuh peserta yang hadir lebih didominasi oleh kaum ibu-ibu.
Selain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, hadir juga ulama sepuh dari Jawa Tengah KH Maimun Zubair. Pengurus NU tingkat cabang juga hadir.
Selain itu, sejumlah politisi juga hadir, antara lain Romahurmuzy (Sekjend DPP PPP), H Musyaffa’ Noer (Ketua DPW PPP Jatim), KH Masykur Hasyim (mantan ketua DPW PPP Jatim), serta sejumlah ketua partai tingkat kabupaten Jombang.
Haul Mbah Wahab ini, menurut salah seorang putra Mbah Wahab, KH Muhammad Hasib Wahab Chasbullah, menyatakan, peringatan haul ini dalam rangka mengenang kiprah perjuangan dan pemikiran Mbah Wahab.
“Dengan ini kami bisa meneladani sikap dan kiprah perjuangan beliau,” kata Hasib Wahab dalam sambutannya.
Mbah Wahab merupakan diantara salah seorang kiai yang memiliki kontribusi besar dalam mengawaql perjalanan kebangsaan bersama para kiai NU lainnya untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
Sehingga, kata Gus Hasib – demikian biasa disapa – jiwa nasionalisme diharapkan dapat tumbuh dari generasi muda saat ini, terutama bagi anak-anak dan cucu Mbah Wahab serta warga nahdliyin.
Semasa hidup, Mbah Wahab dikenal sebagai promotor penggerak para ulama untuk mendirikan organisasi para ulama. Bersama Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari dan KH Bisri Syansuri, Mbah Wahab berhasil mendirikan Ormas Islam terbesar ini, yaitu Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Sebelum NU didirikan, Kiai Wahab jauh sebelumnya memperakarsai pendirian Nahdlatut Thujar (organisasi para pedagang muslim), Nahdlatul Wathan (lembaga pendidikan dan pengkaderan dalam menumbuhkan semangat kebangsaan) serta Tashwirul Afkar (wadah kajian dan pemikiran seputar keagaman dan kebangsaan). Ketiga organiasasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama.
“Mengingat kiprah dan perjuangannya, belaiu layak diusulkan menjadi pahlawan nasional,” tegas Gus
Gus Hasib yang juga Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum ini juga menegaskan, bahwa haul Mbah Wahab kali ini untuk menindaklanjuti keinginan para kiai dan warga NU secara umum agar Mbah Wahab diusulkan kepada pemerintah menjadi salah satu pahlawan nasional.
“Haul kali ini sangat istimewa karena berbeda dengan tahun sebelumnya. Yaitu dalam rangka diusulkan sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.
Dengan demikian, Gus Hasib memohon agar keinginan para kiai itu bisa diteruskan oleh PBNU kepada pemerintah.
“Kami berharap PBNU dapat menangani serta mengawal usulan para kiai ini,” kata Gus Hasib penuh harap.
Menanggapi usulan dan keinginan para kiai tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan siap menindaklanjutinya kepada pemerintah. “Kami siap memperjuangkan Kiai Wahab menjadi pahlawan nasional kepada pemerintah,” tegas Kang Said dalam ceramahnya