Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Zainul Munasichin mengatakan doa bersama yang intens dilakukan pengurus dan kader PKB tak terkait isu reshuffle. Menurut dia, doa bersama merupakan tradisi PKB dan Nahdliyin.
“Pengajian atau tahlil setiap malam Jumat itu sudah agenda rutin di pusat hingga daerah,” jelasnya, Rabu, 12 Oktober 2011. Namun, ia mengakui jika doa bersama semakin diintensifkan menyusul situasi politik nasional yang menghangat. “Memang Dewan Syuro meminta doa semakin diintensifkan selama 60 hari sejak awal Lebaran lalu untuk menjaga keutuhan partai,” ucap politikus yang juga salah satu staf ahli Fraksi Kebangkitan Bangsa di Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Ia membantah jika doa bersama tersebut sebagai usaha spritual di tengah ancaman reshuffle kabinet ,termasuk bagi dua menteri dari PKB, Muhaimin Iskandar dan Helmy Faisal Zaini. “Enggak ada kaitannya. Kalau niatnya untuk mempertahankan jabatan, kan, malah salah,” kilah pria asal Lamongan ini.
Soal isu reshuffle, Zainul berpendapat PKB menyerahkan sepenuhnya ke presiden yang memiliki hak prerogratif. “Sesuai konstitusi seperti itu. Kalau ada partai yang mencampuri urusan reshuffle, bisa disebut inkonstitusional. Pemerintahan kita, kan, presidensial,” tandasnya.
Sejak isu reshuffle menteri mencuat, pengurus dan kader di daerah basis PKB semakin mengintensifkan doa bersama melalui tahlil, istighosah, dan khataman Al Qur’an. Sementara Muhaimin menyempatkan diri ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, saat kunjungan kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Selasa 11 Oktober.
Sumber: Tempo Interaktif