Surabaya, NU Online
Pertumbuhan perbankan syariah di Tanah Air yang pesat ternyata tak diikuti dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Akibatnya, tren peningkatan syariah menjadi terhambat bahkan melamban karena SDM-nya tak mampu mengimbangi pertumbuhan dan permintaan pasar.
Hal itu diungkapkan oleh, Direktur Utama Bank BNI Syariah, Rizqullah, yang setiap tahun membutuhkan sedikitnya seribu tenaga kerja baru, namun yang tersedia kurang dari setengahnya. Meskipun saat ini terus dibuka program khusus perbankan syariah di berbagai kampus, namun lulusannya tak siap pakai.
“Kami harus mendidiknya kembali dan itu membutuhkan biaya tambahan lagi. Dan pendidikan ulang juga membutuhkan waktu, sementara kami butuh cepat,” jelas Rizqullah, Kamis (6/10).
Di Jatim sendiri saat ini perbankan syariah cukup pesat, dari data yang dihimpun dari Bank Indonesia (BI) Surabaya mencatat hingga triwulan II, tahun ini, aset perbankan syariah naik hingga 12,6 persen menjadi Rp 1,01 triliun. Meskipun begitu, market share perbankan syariah dalam industri perbankan baru 3 persen.
“Untuk BNI syariah sendiri, asetnya sudah Rp 7,3 triliun. Sebanyak 103 jaringan termasuk penambahan baru tahun ini 40 kantor. Dengan kantor itu, 2012 akan menambah 1.200 tenaga baru lagi,” tandasnya seperti dilansir situs beritajatim.