Dunia cryptocurrency memang menjanjikan keuntungan besar, tapi hati-hati terhadap penipuan! Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DoJ) baru saja menangkap dua warga negara China yang diduga mengatur skema penipuan “jagal babi” (pig butchering) yang mencuri setidaknya $73 juta dari korban melalui perusahaan fiktif.
Pelakunya, Daren Li (41) dan Yicheng Zhang (38), ditangkap di Atlanta dan Los Angeles masing-masing pada 12 April dan 16 Mei lalu.
“Mereka didakwa memimpin skema pencucian uang senilai setidaknya $73 juta terkait penipuan investasi kripto internasional,” kata Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco.
Penipuan Berkedok Cinta dan Investasi
Para pelaku dituduh mengelola sindikat internasional yang mencuci uang hasil penipuan investasi cryptocurrency. Korban ditipu untuk mentransfer jutaan dolar ke rekening bank Amerika Serikat (AS) atas nama perusahaan fiktif.
“Jaringan pencuci uang kemudian memfasilitasi transfer dana tersebut ke rekening bank domestik dan internasional lainnya serta platform cryptocurrency dengan cara yang dirancang untuk menyembunyikan sumber, sifat, kepemilikan, dan kontrol dana,” kata DoJ.
Dana tersebut diduga dicuci melalui lembaga keuangan AS ke rekening bank di Bahama, kemudian dikonversi menjadi USDT (Tether) dan dikirim ke dompet kripto, termasuk yang dikendalikan Li.
Taruhan Cinta Palsu yang Berujung Penculikan
Penipuan “jagal babi” biasanya melibatkan penipu yang mendekati target kaya dan kesepian menggunakan aplikasi pesan, layanan kencan, dan platform media sosial. Mereka membangun kepercayaan dan membujuk korban untuk berinvestasi dalam skema palsu yang menjanjikan keuntungan tinggi. Namun, uang korban akhirnya dialihkan ke dompet yang mereka kendalikan.
Negara-negara seperti Myanmar, Kamboja, Laos, Malaysia, dan Filipina juga menjadi sarang penipuan cinta. Para korban sering diiming-imingi pekerjaan menggiurkan untuk dibawa ke “pabrik penipuan”. Di sana, mereka dipaksa berpartisipasi dalam operasi penipuan.
BBC News melaporkan kisah tragis Ravi (nama diubah), pria berusia 24 tahun asal Sri Lanka. Ia direkrut untuk pekerjaan entri data, namun malah dibawa ke Myawaddy, Myanmar. Di sana, ia ditahan paksa di kamp yang dijalankan oleh “kepala geng berbahasa Mandarin”.
Ravi disiksa karena menolak patuh. Pakaiannya dilucuti dan kakinya disetrum listrik. “Saya dikurung di sel selama 16 hari karena tidak mematuhi mereka,” katanya kepada BBC. “Mereka hanya memberi saya air yang dicampur dengan puntung rokok dan abu untuk diminum.”
Interpol menggambarkan situasi ini sebagai penipuan yang didorong oleh perdagangan manusia dalam skala industri. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengecam sindikat kejahatan terorganisir yang berbasis di China karena menyamar sebagai pialang tenaga kerja untuk merekrut orang-orang dengan kemampuan bahasa Inggris dari Afrika dan Asia.
Waspada Pencurian Kripto Canggih
Bersamaan dengan penangkapan “jagal babi”, DoJ juga menangkap dua bersaudara, Anton Peraire-Bueno (24) dan James Pepaire-Bueno (28), atas dugaan penipuan kripto senilai $25 juta. Keduanya, lulusan MIT, dituduh memanipulasi protokol blockchain Ethereum untuk mengalihkan dana korban.
“Para terdakwa memanipulasi proses dan protokol di mana transaksi divalidasi dan ditambahkan ke blockchain Ethereum,” kata DoJ. “Mereka merencanakan serangan ini dengan cermat selama beberapa bulan.”
Kasus ini menjadi pengingat penting: dunia cryptocurrency memang menjanjikan, tapi waspada terhadap penipuan! Gunakan platform terpercaya, jangan mudah tergiur investasi mencurigakan, dan lindungi data pribadi Anda.