Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) angkat bicara terkait diskon internet Starlink di Indonesia. KPPU memastikan bahwa diskon tersebut bukan merupakan strategi predatory pricing atau jual rugi untuk menyingkirkan pesaing.
Hal ini disampaikan oleh Anggota KPPU RI, Eugenia Mardanugraha, dalam menanggapi diskon perangkat keras Starlink yang dijual Rp 4.680.000 dari harga asli Rp 7,8 juta.
Menurut Eugenia, persaingan dalam dunia bisnis adalah hal yang wajar, termasuk dalam hal layanan internet seperti Starlink yang dimiliki Elon Musk.
Kehadiran pemain baru seperti Starlink di Indonesia tidak selalu berarti mengancam bisnis operator seluler atau penyedia layanan internet berbasis satelit yang sudah ada.
“Justru itu di situ malahan bagus bagi iklim usaha,” jelas Eugenia.
Persaingan yang sehat akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanannya. Hal ini ultimately akan menguntungkan konsumen dengan pilihan yang lebih banyak dan harga yang lebih kompetitif.
KPPU juga akan terus memantau bisnis Starlink dan pelaku industri telekomunikasi lainnya di Indonesia.
“Kami pasti akan melakukan monitor, tapi tidak hanya kepada Starlink, kepada semua pelaku usaha di sektor telekomunikasi juga kami lakukan pengawasan,” kata Anggota KPPU lainnya, Hilman Pujana.
Hilman berharap pemain lama dan baru di industri telekomunikasi dapat bersama-sama memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.