
Pada tahun 1905, Albert Einstein, seorang fisikawan berusia 26 tahun, menerbitkan serangkaian makalah yang mengubah pemahaman dunia secara mendasar. Salah satu karyanya adalah tentang efek fotolistrik, yang menunjukkan bahwa cahaya dapat berperilaku seperti partikel, bukan hanya sebagai gelombang. Ketika cahaya ditembakkan ke permukaan, ia dapat melepaskan partikel, seperti bola basket yang menjatuhkan sesuatu dari tempatnya. Penemuan ini sangat mengejutkan karena pada abad ke-19, cahaya dianggap sebagai gelombang.
Einstein juga mengemukakan teori relativitas khusus, yang menekankan batasan absolut kecepatan cahaya. Ia berpendapat bahwa kecepatan cahaya adalah konstan, tidak peduli bagaimana atau di mana Anda mengukurnya. Konsep ini sangat bertentangan dengan intuisi karena dalam kehidupan sehari-hari, kecepatan benda relatif terhadap pengamat. Namun, Einstein menunjukkan bahwa ruang dan waktu bersifat relatif sehingga kecepatan cahaya tetap konstan bagi semua pengamat.
Selain itu, Einstein menjelaskan gerakan Brown, yaitu gerakan acak partikel dalam fluida. Ia menghubungkan fenomena ini dengan sifat kuantum materi, yang menyatakan bahwa udara atau cairan tidak kontinu, tetapi terdiri dari molekul-molekul individu yang bergerak secara acak. Penjelasan ini memberikan bukti kuat pertama bahwa atom benar-benar ada.
Salah satu kontribusi Einstein yang paling terkenal adalah persamaan E=MC², yang menunjukkan bahwa energi (E) sama dengan massa (M) dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya (C²). Persamaan ini memiliki implikasi yang sangat luas dan mengubah pemahaman kita tentang dunia secara mendasar. Meskipun Einstein membuat penemuan-penemuan penting ini pada usia muda, ia hanya menerima satu Hadiah Nobel untuk efek fotolistrik dan gerakan Brown.
Teori relativitas umum Einstein, yang dikembangkan sekitar 10 tahun kemudian, memperluas teori relativitas khusus dengan memasukkan gravitasi. Teori ini menyatakan bahwa ruang dan waktu dapat melengkung, meregang, dan berubah sebagai respons terhadap materi dan energi. Menurut teori ini, apel jatuh dari pohon karena mengikuti kurva alami di ruang angkasa yang diciptakan oleh massa bumi.
Namun, teori relativitas umum juga memprediksi bahwa alam semesta seharusnya runtuh karena gravitasi. Einstein menolak gagasan ini dan menambahkan konstanta kosmologis ke persamaannya untuk menstabilkan alam semesta dan mencegahnya runtuh. Konstanta ini merupakan istilah matematika yang konsisten dengan hukum Einstein, tetapi tidak memiliki penjelasan fisik yang jelas.
Kemudian, Edwin Hubble menemukan bahwa alam semesta sebenarnya mengembang. Penemuan ini membuat Einstein menyesali konstanta kosmologis dan menyebutnya sebagai “kesalahan terbesarnya”. Namun, pada tahun 1998, para ilmuwan menemukan bahwa alam semesta tidak hanya mengembang, tetapi juga mengembang dengan kecepatan yang semakin meningkat. Penemuan ini menunjukkan bahwa konstanta kosmologis, atau sesuatu yang serupa, memang ada dan memainkan peran penting dalam evolusi alam semesta.
Einstein juga memprediksi keberadaan lensa gravitasi, yang terjadi ketika cahaya dari objek yang jauh dibelokkan dan diperbesar oleh gravitasi objek yang lebih dekat. Ia berteori bahwa jika dua objek berada dalam garis yang sempurna, cahaya dari objek yang lebih jauh akan membentuk cincin di sekitar objek yang lebih dekat, yang disebut cincin Einstein. Prediksi ini dikonfirmasi oleh para astronom di kemudian hari, yang mengamati lensa gravitasi di sekitar galaksi dan lubang hitam.
Lubang hitam, wilayah ruang waktu dengan gravitasi yang sangat kuat sehingga tidak ada apa pun, bahkan cahaya, yang dapat melarikan diri, juga merupakan konsekuensi dari teori relativitas umum Einstein. Meskipun Einstein sendiri tidak memprediksi keberadaan lubang hitam, solusinya terhadap persamaan Einstein, yang dikenal sebagai solusi Schwarzschild, menggambarkan ruang waktu di sekitar objek yang sangat padat yang membentuk cakrawala peristiwa, menandai batas di mana tidak ada yang bisa kembali.
Selain itu, Einstein menulis makalah tentang emisi radiasi yang distimulasi, yang menjadi dasar pengembangan laser. Ia menemukan bahwa jika atom dibombardir dengan foton dengan energi yang tepat, ia dapat melepaskan foton tambahan dengan energi dan fase yang sama, sehingga memperkuat cahaya. Penemuan ini memiliki implikasi yang sangat luas dan menyebabkan pengembangan berbagai teknologi, termasuk laser, maser, dan banyak lagi.
Einstein juga meramalkan keberadaan gelombang gravitasi, yaitu riak-riak dalam ruang waktu yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa dahsyat seperti tabrakan lubang hitam. Ia berjuang dengan apakah gelombang gravitasi itu nyata atau hanya artefak matematika, tetapi ia akhirnya menyimpulkan bahwa mereka memang ada. Pada tahun 2015, seratus tahun setelah prediksi Einstein, para ilmuwan mendeteksi gelombang gravitasi untuk pertama kalinya, yang mengonfirmasi teori Einstein dan membuka jendela baru ke alam semesta.
Einstein juga berupaya untuk mengembangkan teori medan terpadu yang akan menyatukan semua gaya fundamental alam: gravitasi, elektromagnetisme, gaya nuklir lemah, dan gaya nuklir kuat. Ia percaya bahwa alam semesta pada dasarnya sederhana dan bahwa semua gaya dapat dijelaskan oleh satu teori yang komprehensif. Namun, ia tidak pernah berhasil dalam usahanya, dan teori medan terpadu tetap menjadi salah satu tantangan terbesar dalam fisika modern.
Terlepas dari kegagalannya, Einstein meninggalkan warisan yang tak tertandingi yang terus menginspirasi para ilmuwan dan masyarakat umum. Ide-idenya yang inovatif telah merevolusi pemahaman kita tentang alam semesta dan membuka jalan bagi penemuan-penemuan baru yang tak terhitung jumlahnya. “Keserpihan” Einstein, seperti efek fotolistrik, relativitas, lensa gravitasi, gelombang gravitasi, dan emisi radiasi yang distimulasi, telah memicu banyak Hadiah Nobel dan terus membentuk penelitian ilmiah di abad ke-21.
Sumber: Youtube Startalk