Jakarta, Jurnalis Perdamaian yang juga Manajer Program Radical Middle Way, Abdul-Rehman Malik mengatakan, bahwa pesan radikal saat ini dibuat, dikemas, dan disebarkan dengan sangat bagus dan rapi di dunia maya oleh para Cyber Jihadis (penjihad di dunia maya, red).
Hal ini dia sampaikan saat memberi materi bertema ‘Online Extremism’ dalam Workshop Creator Conten ‘Pitch for Peace’ yang diselenggarakan oleh The Wahid Institute dan Google Indonesia di Ballroom 3 Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9).
Pria asal London, UK ini menerangkan, bahwa para Cyber Jihadis tersebut melakukan ‘pekerjaannya’ dengan penuh dedikasi. “Then, what can we do to against them? (Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk melawan mereka?),” tanya Abdul-Rehman yang menggunakan bahasa Inggris dalam presentasinya dengan diikuti oleh penerjemah.
Menurutnya, para aktivis perdamaian harus bisa lebih pintar dari para cyber jihadis, harus lebih cerdas dalam menciptakan pesan-pesan dan informasi damai sehingga masyarakat tertarik.
“Tetapi, pesan damai harus santun, menghormati, menghargai. Pesan damai harus lebih cemerlang,” katanya.
Karena dalam pandangannya, pesan keadilan, kesetaraan, dan cinta kasih akan lebih kuat ketimbang pesan kebencian dari para cyber jihadis tersebut.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur The Wahid Institute, Yenny Wahid, penulis Biografi Gus Dur yang juga Guru Besar Deakin University Australia, Prof Greg Barton, Aktivis Gender, Hussein Muhammad, Fasilitator untuk Rehabilitasi Teroris, Noor Huda Ismail, dan lebih dari 70 peserta dari berbagai latar belakang. (Fathoni)
Sumber: NU Online