Sebagaimana Gus Dur, para kiai NU pada umumnya juga dikenal tipikal selera guyonannya sangat tinggi. Hal ini terekam di sela istirahat dalam momentum Muktamar ke-33 NU di Jombang.Seorang kiai ketua PCNU di wilayah Banten memandang tradisi masyarakat Jawa yang selalu mengedepankan sopan santun, terutama kepada orang yang lebih tua.
Itulah kenapa dia heran sekali karena selama menginap di pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, dirinya dilayani dengan sangat sopan oleh panitia lokal dari santri pesantren setempat.
Misalkan saat dia duduk di dalam ruangan penginapan meminta tolong kepada santri, lalu santri yang dipanggil duduk dahulu baru bilang kepada kiai tadi, “Apa yang bisa dibantu pak yai?”
“Kalau saya duduk, santri tadi duduk duhulu sebelum bicara, bayangkan jika saya tiduran, mungkin juga mereka tiduran dahulu,” ungkapnya sambil tertawa lepas.
“Baru santri-santri aja sopan santunnya seperti itu. Apa Nabi Muhammad keturunan Jombang ya? Sopan santunnya itu lho.. Hormat sama yang tua, cinta sama yang muda.”
Kalimat ini merupakan sindiran, lantaran yang ia tahu kebanyakan orang Arab berwatak keras dan sopan santunnya kurang. (M. Zidni Nafi’)
Sumber: NU Online