Probolinggo,
Sedikitnya 660 orang jamaah haji Kloter 47 dan Kloter 48 Kabupaten Probolinggo tahun 2015 dan ratusan Calon Jamaah Haji (CJH) tahun 2016 mengikuti tasyakuran kedatangan jamaah haji yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Probolinggo dan PCNU Kota Kraksaan, Ahad (15/11).
Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Rahmatal Lil ‘Alamin di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari, Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo H Busthami, Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH Abdul Hadi dan sejumlah pengurus lembaga, lajnah dan badan otonom NU se- Kabupaten Probolinggo.
Tasyakuran kedatangan jamaah haji ini diawali dengan tahlil bersama yang ditujukan kepada seluruh jamaah haji Kabupaten Probolinggo yang wafat karena menjadi korban tragedi Mina. Disamping juga jamaah haji yang wafat karena sakit. Dimana tahlil sendiri dipimpin oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili.
Mustayar PCNU Kabupaten Probolinggo yang juga A’wan PWNU Provinsi Jawa Timur H Hasan Aminuddin mengungkapkan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini memang banyak cobaan yang dihadapi oleh jamaah haji Indonesia, mulai dari jatuhnya crane dan insiden Mina.
“Mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan haji atas meninggalnya salah satu keluarga yang melaksanakan ibadah haji. Sebab ini merupakan ujian dari Allah SWT dan diluar batas kemampuan manusia,” ujarnya.
Menurut Hasan, pelaksanaan ibadah haji khususnya di Kabupaten Probolinggo mulai dari berangkat hingga kembali ke tanah air selalu dipantau baik oleh pemerintah daerah maupun PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan. “Hal ini merupakan sebuah pelayanan yang diberikan kepada tamu Allah supaya menjadi terhormat,” jelasnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini menjelaskan, predikat haji mabrur diperoleh sesudah datang dari tanah suci. Indikasinya, amal ibadah yang dilakukan selalu ada peningkatan serta mempertahankan amalan ibadah yang telah dilaksanakan selama di tanah suci.
“Perilaku atau perbuatan harus ada perbedaan dari sebelum melaksanakan ibadah haji hingga setelah melaksanakan ibadah haji. Amalan ibadah juga semakin ditingkatkan. Selain itu, perilaku atau perbuatan terhadap masyarakat juga semakin meningkat untuk mewujudkan hablum minallah dan hablum minannas,” pungkasnya.
Sementara Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari menyampaikan bahwa musibah kejadian Mina yang mewafatkan belasan jamaah asal Kabupaten Probolinggo adalah cobaan. Sehingga diharapkan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan. “Karena semua ini sudah takdir, beliau-beliau yang wafat dalam keadaan syahid. Dan keluarga pun semoga menerima dengan lapang dada,” katanya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online