Jombang, NU Online
Sejak hari pertama NU menghelat Muktamar ke-33 di Jombang (1/8), sejak itu pula MA NU Banat telah memamerkan hasil kreatifitas anak didiknya. Berlokasi di arena bazar di Tebuireng, stand madrasah khusus putri ini lain dari yang lain.
Norma Hidayanti, salah satu guru yang bertugas menjaga stand tersebut mengatakan bahwa sebagian besar barang yang dipamerkan merupakan barang bekas yang sudah tersentuh tangan anak didiknya.
“Di sini kami diutus untuk ikut serta berpartisipasi memeriahkan muktamar, memamerkan hasil karya peserta didik. Khususnya di bidang keterampilan wanita yang menghasilkan barang-barang bernilai daya jual tinggi, meskipun dari barang bekas,” jelas guru yang terkenal bersikap sangat akrab kepada muridnya ini, Senin (3/8).
Kepada NU Online ia memamerkan pelbagai produk unik yang dibawanya dari Kudus. “Di sini bisa dilihat, ada beberapa barang yang kami jual seperti jilbab sulam dari anak kelas sepuluh, kaligrafi dari kulit cankang telur yang dibuat kelas sebelas. Ada juga dari mereka yang melukis caping, hingga tong sampah. Beberapa sulaman juga ada, tudung saji dan taplak meja,” lanjutnya di stand yang tidak jauh dari stand madrasah Qudsiyyah kerjasama dengan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus.
Tampak juga barang-barang yang ternyata hasil sulapan dari pemanfaatan barang bekas. Diantaranya kertas semen yang dibuat sandal unik, tas, dan bingkai lukisan. Ada gerjen atau sampah bekas kayu yang dipotong gergaji dan kertas kardus bekas yang dijadikan sebagai tempat wadah tisu cantik, kancing menjadi bros jilbab, kulit telur jadi kaligrafi, serta produk-produk lainnya seperti lampu meja.
“Dengan adanya pameran seperti ini bisa semakin menambah semangat kreatif peserta didik kami. Karena dengan ini murid bisa menuangkan bakat yang dimilikinya dengan pelbagai variasi bentuk produk. Di sini juga sudah banyak yang laku, ada lebih dari dua puluh jilbab terjual, dan caping lukis juga sudah ada yang terjual, begitu juga dengan sepatu lukis, serta tempat tisu yang dibalut dengan kain flanel. Ada juga lukisan kaligrafi yang terjual dengan harga di atas Rp. 200.000. Untuk ke depan, tekad kami akan meningkatkan hasil karya peserta didik pada program kreativitas anak di MA NU Banat Kudus,” terangnya panjang.
Saat itu Norma ditemani satu guru lagi, Sukrisni Setyowati. Katanya, sengaja madrasah tidak mengutus muridnya ke Jombang karena menepati tahun ajaran baru. Dengan demikian, di luar daerah karya mereka dapat terpublikasi, dan di Kudus sendiri mereka tetap dapat fokus belajar.
Mereka pun berharap agar muktamar kali ini sukses dan NU sebagai organisasi semakin maju. (Istahiyyah/Mukafi Niam)
Sumber: NU Online