Tarim, NU Online
Tarim adalah termasuk salah satu Kota Peradaban Kebudayaan Islam, dimana kota yang tak lebih luas dari satu kecamatan yang ada di Indonesia ini tampil di muka dunia sebagai oase di tengah gersangnya zaman. Ribuan ulama terlahir dari kota ini dan menyebar ke penjuru negeri dengan membawa misi dakwah termasuk ke Indonesia.
Tepat pada hari Senin 1 Juni 2015, Habib Umar bin Hafidz beserta para ulama dan warga Tarim turut melakukan ziarah setelah shalat Ashar ke pemakaman Zanbal, salah satu pemakaman yang paling terkenal di kota Tarim. Di dalam pemakaman tersebut ribuan ulama dan wali dimakamkan.
Pemakaman Zanbal terletak sekitar 300 M dari Masjid Jami’ Tarim yang berlokasi pas di tengah jantung kota Tarim.
Pada kesempatan kali ini ziarah dipimpin oleh Habib Ali Masyhur, salah seorang ulama yang terkenal di Tarim. Diawali dengan membaca Yasin 3 kali dan memanjatkan do’a Nisfu Sya’ban tepat di depan makam Faqih Muqoddam, salah seorang ulama dari kalangan ‘Alawiyyin yang hidup pada abad ke-7 Hijriyah.
Ziarah berlangsung setelah shalat Ashar sampai jam 5.30 waktu setempat, menjelang masuknya waktu shalat Maghrib dan diakhiri dengan ceramah yang disampaikan oleh Habib Umar bin Hafidz pas di depan makam Imam Abdullah Al-Haddad, seorang wali yang terkenal sekaligus ulama pembaharu (mujaddid) pada abad ke-11 Hijriyah.
Dalam ceramahnya, Habib Umar banyak mengupas tentang problem kekinian yang terjadi di tengah generasi umat Islam akhir zaman. Masjid-masjid mulai sepi, banyak kaum Muslimin khususnya para pemuda lebih memilih menyibukkan diri dengan TV dan gadgetnya daripada ibadah di masjid dan mengaji.
Ia juga menyinggung permasalahan mudahnya seseorang membunuh seorang Muslim, terlebih lagi jika yang dibunuh adalah Muslim, maka sungguh siapa yang membunuh orang Muslim dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat maka dia akan kekal di neraka dan termasuk orang yang terlaknat.
Setelah selesai melaksanakan ziarah, jamaah bertolak ke Masjid Jami’ Kota Tarim untuk melaksanakan shalat Maghrib berjama’ah. Dalam kesempatan ziarah kali ini juga diikuti oleh ratusan pelajar Indonesia yang berada di Tarim dan sekitarnya.
Setelah melaksanakan shalat Maghrib, jama’ah yang memadati Masjid Jami’ Tarim membaca Yasin 3 kali disertai dengan memanjatkan do’a Nisfu Sya’ban dan hajat masing-masing. Kemudian oleh Habib Ali Masyhur dilanjutkan pula dengan tausiyah yang mengupas tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban sampai jam 8 malam kemudian ditutup dengan shalat Isya’ berjama’ah. Baru setelah itu semua jama’ah bubar dan pulang ke rumah masing-masing. (imam abdullah el-rashied/mukafi niam)
Sumber: NU Online