Jakarta, NU Online
Sensus keagamaan saat ini penting dilakukan mengingat dinamika kehidupan beragama masyarakat semakin tinggi. Kemenag perlu memiliki peta penganut agama, rumah ibadah, organisasi kemasyarakatan keagamaan, tokoh agama, ulama dan lembaga keagamaan lainnya. Hasil sensus tersebut bisa dijadikan bahan menyusun kebijakan bagi pimpinan.
Pesan ini disampaikan Sekjen Kemenag Nur Syam melalui sambutan yang dibacakan Kepala Pusat Informasi dan Humas (Pinmas) Rudi Subiyantoro pada acara Workshop Sensus Keagamaan, Jakarta, Kamis (19/11). Workshop ini mengusung tema Sensus Keagamaan: Peluang dan Tantangan Penyediaan Data yang Akurat dan Komprehensif sebagai Data Pendukung Pembangunan Nasional, seperti dilansir oleh situs kemenag.go.id.
“Dengan sensus keagamaan, diharapkan diperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara empiris untuk dijadikan bahan penyusunan pengambilan kebijakan pimpinan,” kata Rudi.
Workshop ini diikuti oleh seluruh kabag TU Kanwil se-Indonesia, Kabag TU PTAI se-Jawa, Kabag Umum dan Kabag Perencanaan dan Sistem Informasi pada Unit Eselon I, Kabid Kasubbag TU Pinmas. Di hadapan mereka, Kepala Pinmas mengingatkan tugas Kemenag untuk memberikan pelayan terbaik pada sektor pembangunan Indonesia di bidang agama. Pembangunan agama harus mendapat perhatian serius dan mendapat porsi yang tinggi, karena ikut menentukan kualitas bangsa ke depan.
“Isu-isu keagamaan saat ini sudah menjadi perhatian publik, bukan hanya persoalan haji, dan segala implikasinya,” terang Rudi. Untuk itu, lanjutnya, Kemenag merasa perlu merangkul seluruh pemangku kebijakan untuk dapat duduk bersama membahas pentingnya dilakukan sensus keagamaan ini.
Sebelumnya, Kabid Data Kemenag Sulistyowati melaporkan bahwa kegiatan workshop ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sensus keagamaan melalui pengalaman langsung. Karenanya, workshop ini juga menghadirkan narasumber yang berkompeten, yaitu: Direktur Statistik Kependudukan dan Tenaga Kerja BPS Drs Razali Ritonga, MA, dan Kepala Badan Litbang Kemenag Prof Dr Abd Rahman Masud.
Selain itu, workshop ini diharapkan menjadi ajang bertukar informasi dan wawasan tentang sensus dan problematikanya untuk memperoleh solusi apabila sensus dilaksanakan. Red: Mukafi Niam
Sumber: NU Online