Jombang,
Di sejumlah daerah, minat pelajar untuk mengaji Al-Qur’an semakin menurun. Karenanya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) ini memberikan bimbingan belajar kepada para santri sehingga tetap bertahan dan semangat dalam belajar agama.
TPQ dimaksud adalah Tanwirul Qulub yang berada di desa dan dusun Mlaras Sumobito Jombang Jawa Timur. Lukman Chaqim sebagai Ketua TPQ menandaskan, ada kebiasaan di masyarakat sekitar bahwa usai menyelesaikan pendidikan tingkat dasar baik SD maupun MI, mereka enggan mengaji. “Kalau sudah masuk SMP maupun MTs, sepertinya tidak pantas belajar di TPQ lagi,” katanya, Selasa (12/1).
Beberapa dari mereka beralasan mengikuti bimbingan belajar di sejumlah lembaga kursus. “Karena pelajaran di sekolah semakin sulit, maka kegiatan ngaji akhirnya dikorbankan,” ungkap ayah 3 anak ini. Padahal andai saja tetap mengaji, mereka masih bisa membagi waktu lantaran ke TPQ tidak butuh waktu lama, lanjutnya.
Karenanya, sejak dua bulan lalu, TPQ ini menyediakan bimbingan belajar khusus bagi santri yang tingkat MI maupun SD. “Sejak awal sudah kami sediakan bimbingan belajar sesuai dengan minat pelajaran yang diinginkan,” kata Ustadz Luqman, sapaan akrabnya.
Tidak berhenti sampai di situ, mereka yang sudah memasuki MTs maupun SMP, juga diberikan kesempatan yang sama agar bisa menerima bimbingan belajar, khususnya mata pelajaran eksakta dan bahasa asing. “Untuk keperluan ini kami mendatangkan guru sesuai mata pelajaran yang ada dan diinginkan,” ungkapnya.
Biaya yang harus dikeluarkan para santri sangat terjangkau. “Setiap menghadiri bimbingan belajar, mereka dikenakan biaya hanya seribu rupiah untuk tingkat dasar, dan dua ribu rupiah untuk sekolah menengah pertama,” kata mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang ini.
Dengan tambahan bimbingan belajar tersebut, maka jadwal masuk untuk TPQ diajukan lebih awal yakni jam 14.45 WIB. “Untuk bimbingan belajar dimulai sejak jam 16.45 hingga 17.30 WIB,” terangnya.
Bagi Ustadz Luqman, penambahan materi bimbingan belajar adalah sebagai terobosan agar para santri yang juga siswa bisa terus bertahan mendalami Al-Qur’an. “Karena tekad kami, santri di sini bisa mampu menghafal Al-Qur’an, baik secara lafadz, makna, maupun mengamalkan dalam keseharian,” katanya. Dan untuk bisa sampai ke tataran ideal tersebut tentu membutuhkan waktu belajar yang tidak singkat, pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online