Front Pembela Islam (FPI) mengajak Nahdlatul Ulama untuk turut mengatasi rencana penutupan lokalisasi Dolly di Kota Surabaya.
“Kami sudah bertemu KH Hasan Mutawakkil `Alallah (Ketua PWNU Jatim) untuk membahas masalah Dolly itu,” kata Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq bin Husein Syihab di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan “workshop” tentang problem sosial di lokalisasi yang konon terbesar di kawasan Asia Tenggara itu.
Dalam workshop nanti, jelas dia, tidak hanya membahas teknis penutupan, tetapi juga mencari solusi untuk menyelamatkan para penghuni lokalisasi yang berada di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya itu.
“Terus terang saya bangga dengan Kiai Mutawakkil. Beliau mampu mengeluarkan gagasan yang luar biasa dan elegan tentang Dolly itu,” katanya.
Rizieq akan mengerahkan seluruh pasukannya yang ada di Jatim untuk membentengi gerakan-gerakan dakwah yang dilakukan oleh NU.
Pernyataan itu dilontarkannya untuk menjawab keraguan berbagai pihak bahwa FPI tidak sejalan dengan NU.
“Justru kami ini anak-anak dari keluarga besar NU. Kami mendorong NU sebagai lokomatif di bidang dakwah,” katanya saat ditemui usai melantik jajaran DPD FPI Jatim di Balai Pemuda Surabaya.
Selain NU, pihaknya akan mendukung penuh upaya pemerintah dan aparat TNI/Polri dalam menyelesaikan persoalan Dolly secara persuasif.
Bahkan, pihaknya mendesak kalangan legislatif untuk mengeluarkan peraturan daerah yang melarang segala bentuk prostitusi dengan menerapkan sanksi hukum yang tegas terhadap pelakunya.