Staf dari United State Senate Foreign Relations Committee (Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat), Jonah Blank bersilaturahmi dengan Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB Gus Dur, KH Ahmad Syahid, di Kalibata, Jakarta, Minggu (23/1).
Silaturahmi itu bertujuan mempelajari Islam dari pimpinan partai yang melanjutkan cita-cita perjuangan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Melihat keislaman Gus Dur dinilai berbeda dengan Islam yang ada di Timur Tengah.
Jonah dalam pertemuan itu mengatakan, kalau Amerika mendukung kepemimpinan KH Ahmad Syahid dan Yenny Wahid untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur.
“Amerika melihat keislaman Gus Dur sebagai Islam yang berbeda dengan Islam di Timur Tengah. Di mana Gus Dur selama ini lebih mengedepankan toleransi, pluralisme, kebersamaan, menghargai hak asasi manusia, membela keadilan dan hidup berdampingan dengan non muslim secara damai,” tutur KH Ahmad Syahid usai bertemu Jonah.
Dalam pertemuan Syahid meminta, agar Amerika selaku polisi dunia bisa bersikap adil, mau membagikan ilmunya dan mengajari teknologi, mengajarkan cara menjadi negara yang maju dan makmur, serta menyadari Indonesia masih termasuk negara miskin, maka hanya doa yang bisa disumbangkan untuk kerjasama dan bantuan Amerika selama ini bagi Indonesia.
Jonah mengakui bahwa Islam itu ternyata tidak mengajarkan kekerasan, radikalisme dan apalagi terorisme. Dengan prinsip memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara dan itu menurut Islam akan terwujud, jika ada keadilan penguasa, ilmunya para ulama, kemurahan orang-orang kaya dan doa orang-orang miskin, maka cita-cita ini, menurut dia, sesuai dengan cita-cita demokrasi.
Sebelumnya, Jonah Blank berkunjung ke Pesantren Al-Falah II di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Dan dirinya mengakui banyak belajar Islam dari pesantren dan wajah Islam pesantren, menurutnya, berbeda dengan Islam di Saudi Arabia.
“Saya jadi belajar banyak tentang Islam dari pensantren KH Ahmad Syahid ini. Saya melihat wajah lain tentang Islam dan terutama setelah bertemu dengan Gus Dur. Jadi, tidak ada alasan bagi kami untuk takut dengan Islam,” ujar Jonah mengisahkan.
Dia telah melakukan perjalanan secara luas di seluruh India, Pakistan dan Timur Tengah dan menilai Islam Gus Dur berbeda dengan keislaman di negeri-negeri di dunia ini. Oleh sebab itu dia berharap kepada KH Ahmad Syahid selaku pimpinan PKB Gus Dur untuk terus komitmen memperjuangkan cita-cita tokoh NU dan pendiri PKB pada 23 Juli 1998 tersebut.
“Perjuangan dan cita-cita Gus Dur kami harapkan terus lahir dan berkembang di partai yang dipimpin oleh KH Ahmad Syahid dan Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny) ini,” tutur Jonah serius.
Jonah Blank yang mantan wartawan dan pakar di bidang kebijakan luar negri, khususnya yang berhubungan dengan sejarah dan kebudayaan ini sudah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Kunjungan terakhir pada tahun 2009.
Dan Indonesia dengan sosok KH Abdurrahman Wahid, menurutnya, ternyata pesantren itu justru mengajarkan kebaikan, kebijaksanaan, toleransi, hak asasi manusia, pluralisme dan kasih sayang.
“Jadi, kami bangga dengan Indonesia, hormat pada Gus Dur, NU dan Islam Pesantren.” katanya.