Konflik di internal PKB semakin membara. Ketua Dewan Tanfidz “PKB Gus Dur” Yenny Zannuba Wahid menegaskan partainya akan berupaya mati-matian untuk menjadi peserta pemilu 2014. Menurut dia, sikap itu telah menjadi keputusan Muktamar “PKB Gus Dur” di Surabaya, akhir Desember 2010 lalu.
“Tekad kami untuk 2014 adalah PKB Gus Dur akan ikut pemilu. Bentuknya seperti apa, sedang kami olah sekarang ini,” kata Yenny di Gedung Parlemen, Senayan, kemarin (14/2).
Dia menerangkan ada banyak opsi yang bisa diambil “PKB Gus Dur”. Mulai islah dengan PKB pimpinan Muhaimin Iskandar, membentuk parpol baru, sampai bergabung dengan partai politik lain.
“Membentuk partai baru itu masuk salah satu opsi ketika islah sudah tidak bisa dilakukan. Meski begitu, kami terus berusaha melakukan islah. Tapi, islah yang betul, bukan bohong-bohongan,” kata Direktur Eksekutif The Wahid Institute, itu.
Yenny sendiri belum bisa memastikan kapan keputusan final untuk membentuk parpol baru akan diambil. “Kami belum mengambil sikap tegas ke arah sana. Yang jelas sekarang ini, semua masih terus digodok,” tegasnya.
Dia mengaku tidak khawatir dengan mepetnya waktu verifikasi di Kementerian Hukum dan HAM bila opsi membentuk parpol baru itu yang diambil. Sesuai UU Parpol dan jadwal yang telah disusun Kemenkum HAM, sekitar Oktober 2011, parpol “parpol yang mendapat status badan hukum sudah akan diumumkan. “Sekarang saja beberapa partai kecil baru mulai bergabung. Saya kira itu malah lebih susah lagi, menggabungkan semua, njelimet sekali itu,” tutur Yenny.
Dia optimistis bila opsi membentuk partai baru yang diambil, “PKB Gus Dur” sudah siap sepenuhnya. “Di level provinsi dari dulu sudah ada,” katanya. Bahkan, imbuh Yenny, saat ini, banyak tokoh “tokoh yang ingin bergabung. “Beberapa wilayah sampai rebutan. Di Jawa Timur saja ada delapan kabupaten/kota yang rebutan jadi pengurus PKB. Kami sampai pusing juga yang mana ini. Saking animonya luar biasa,” tutur dia lantas tersenyum.
Secara terpisah, Marwan Jafar, Ketua DPP PKB dari kubu Muhaimin, tidak terlalu khawatir dengan kemungkinan pembentukan partai politik baru yang dikomandani Yenny Wahid. Dia hanya mengingatkan UU Parpol melarang penggunaan nama parpol yang sama. “Nama PKB-nya sama kan nggak boleh. Mirip saja nggak boleh,” tegasnya.
Dia menegaskan PKB terus membuka diri dengan opsi islah. Mereka siap mencari solusi terbaik bagi PKB. “Kantor DPP terbuka lebar 24 jam,” kata Marwan. Bagaimana kalau Yenny Wahid memutuskan membawa gerbongnya ke parpol lain? “Terserah saja, masing-masing orang punya hak politik, bebas dijamin UUD 1945,” jawab Ketua Fraksi PKB di DPR itu, enteng. Sumber: JPNN