Pengurus Besar Nahdatul Ulama berencana segera membentuk barisan organisasi mahasiswa yang akan berada dibawah koordinasi organisasi tersebut sejak lepasnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). PBNU menilai, usai lepasnya PMII dari NU, gerakan mahasiswa tersebut semakin liar dan tidak terarah.
“Dulu kan PMII melepaskan diri karena NU berpolitik. Setelah NU tidak berpolitik kenapa tidak kembali? Ternyata selama PMII tidak di bawah kontrol NU semakin terkesan liar dan tidak terkonsep,” kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj pada penutupan Rapat Pleno Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PBNU di Pondok Pesantren Krapyak Bantul, Yogyakarta Senin 28 Maret 2011.
Dicontohkan Siradj saat terjadi kongres PMII di Banjarmasin tahun lalu yang pelaksanaannya dinilainya sangat memalukan karena sampai molor selama tujuh hari dan mengakibatkan dua anggotanya jatuh sakit dan masuk rumah sakit.
“Kami tidak eman-eman (menyayangkan) lepasnya mereka. Mereka yang sudah merasa dilepas sejak tahun 1972. Kami akan bentuk organisasi baru di tingkat mahasiswa hanya saja belum disepakati namanya,” kata dia.
Sejauh ini ada dua nama kelembagaan yang diusulkan yakni Imanu (Ikatan Mahasiswa NU) dan Gema NU (Gerakan Mahasiswa NU). Namun kedua nama itu masih dalam tahap usulan belum ditindaklanjuti lagi.
Sementara itu Wakil Komisi Khusus PBNU Zacky Mubarok mengatakan dari pendataan yang dilakukan bidangnya, dari setidaknya tiga perguruan tinggi terkemuka di Indonesia seperti ITB, UI, dan UGM, lebih dari 50 persen mahasiswanya adalah orang-orang NU. Namun melimpahnya sumber daya intelektual tersebut selama ini tidak tergarap dengan baik.
“Tidak ada pengkaderan bagi para mahasiswa yang nota bene banayak merupakan orang NU. Ini membuat barisan calon intelektual dalam NU bisa semakin sedikit,” kata dia. Sumber: Tempo
Langkah tepat, dengan semakin dijejalinya kampus dengan angin tarbiyah dan angin khilafah, sudah sewajarnya NU kembali membuat underbow yg jelas.