Rabu (16/3) pagi kemarin, Ribuan jamaah Thariqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah memenuhi pondok pesantren Manbaul Falah Piji Dawe Kudus. Mereka yang datang dari daerah Kudus, Jepara, Demak dan Pasuruan Jawa timur itu mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul Syeikh Abdul Qodir Jaelani.
Sejak pukul 08.00 wib, para jamaah bermunajat mendekatkan diri kepada Allah dengan dzikir dan sholawat. Dengan khusuk pula, mereka mendengarkan khataman Raatibul Hadad dan manaqib syeikh Abdul Qodir Jaelani yang dibacakan KH Afandi Siddiq dan K Amin Kurdi Shiddiq serta doa KH Asnawi Fauzan dari Pasuruan.
Sekretaris panitia Arifin mengatakan sosok Nabi Muhammad dan Syeikh Abdul Qodir Jaelani memiliki keagungan dan karomah sehingga ummat Islam selalu menghormati dan menyanjungnya.
“Selain memperingati juga untuk berwasilah dengan Syekh Abdul Qodir melalui bacaan manaqib berdoa untuk keberlangsungan hidup ummat Islam terutama jamaah thariqoh,” ujarnya.
Menurut Arifin, kegiatan ini merupakan agenda rutin jamaah Ahli Thariqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah yang bertempat di pondok pesantren Mambaul Falah Piji ini.
“Pelaksanaannya setiap tanggal 11 Rabiul Akhir bertepatan wafatnya Syeikh Abdul Qodir Jaelani seperti dalam kitab Manaqib Nurul Burhani.” tambah Arifin yang juga santri pondok tersebut.
Sementara itu, bupati Kudus Musthofa Wardoyo yang hadir dalam acara itu merasa bangga dan berharap setiap tahun bisa hadir dalam acara di pesantren yang didirikan almarhum KH.Siddiq Piji ini. Ia mengatakan kegiatan ini perlu ditindaklanujuti dengan meneladani Rasulullah SAW dan Syekh Abdul Qodir Jaelani.
“Kita harus meneladani sikap, akhlak dan perbuatan beliau. Dan juga kita harus selalu berusaha menjadi orang bermanfaat bagi ummat,” tutur Musthofa.
Acara yang berakhir sampai siang itu, Sejumlah mursyid dan tokoh ulama membaur dengan para jamaah, diantaranya ulama Kudus KH Ahmad basyir, Pengurus Idaroh Aliyah KH Zaini mawardi, Pengasuh ponpes Darul Ulum KH Asnawi Fauzan, Dosen UIN Syarif Hidayatullah DR KH Ahmad Shodiq MAg . Habib Umar Muthohar dari Semarang menutup acara dengan mauidhoh hasanah.