Seperti ingin menuai ‘berkah’ dengan memunculkan kontroversi, sutradara Hanung Bramantyo dinilai sengaja mendeskriditkan sosok Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dalam film terbarunya berjudul ‘Tanda Tanya’. Pasalnya, dalam film tersebut Hanung melalui peran Soleh menggambarkan Banser sebagai sosok yang mudah cemburu, dan dangkal pengetahuanya.
Kontan, film yang mulai diputar di bioskop-bioskop di Indonesia ini menuai protes warga Nahdliyin (NU), terutama para anggota Banser yang merasa dilecehkan. Sekretaris Satkorcab Banser Kota Surabaya, M Hasyim As’ari menyayangkan langkah Hanung yang tertutup dalam menggarap film dengan bahan mengambil kelompok-kelompok tertentu.
”Mestinya Hanung konfirmasi kepada tokoh-tokoh Banser sebelum membuat skenario, sehingga tidak membuat ketersinggungan. Pengetahuanya soal NU terutama Banser saya nilai nol besar, terbukti sosok Banser yang dimunculkan sebagai tokoh sentral dalam filmnya justru mendeskriditkan Banser,” katanya di Surabaya, Rabu (6/4).
Hasyim dan seluruh anggota Banser Surabaya yang Rabu kemarin menggelar rapat sehubungan dengan rencana pemutaran film tersebut, meminta kepada masyarakat yang menyaksikan film tersebut untuk tidak menanggapi serius.
Sebab, kata dia, tidak semuanya yang dituangkan Hanung benar adanya. ”Saya yakin masyarakat sudah faham, siapa Hanung sebenarnya, bahkan dalam film ‘Sang Pencerah’ yang mengusung tokoh Muhammadiyah dia juga berusaha memunculkan orang NU di dalamnya, meski lagi-lagi tidak sesuai kepribadian orang nahdliyin, itulah Hanung,” katanya.
Menurut Hasyim, Hanung harus meminta maaf kepada para tokoh Banser sekaligus mervisi film tersebut. ”Banyak yang tidak terima penggunaan seragam Banser yang tanpa meminta izin itu,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua PP GP Ansor, Nusron Wahid juga tidak sepakat dengan isi film Tanda Tanya karya Hanung yang cenderung mendeskreditkan Banser di mata umum. ”Masa ada Banser digambarkan suka mengamuk, dan menganggap Banser adalah pekerjaan. Ini kan tidak benar, Banser itu pengabdian sebab ndak digaji,” ujar Nusron ketika diundang Hanung untuk melihat preview film tersebut.
Somasi segera melayang, Lesbumi NU ayo segera cari modal dan produktif membuat film Islami yang sebenarnya, yang dari sudut pandang orang tengahan…
Klarifikasi Ketum GP Ansor
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid (kanan) di dampingi Direktur Eksekutif Wahid Institute Yenny Wahid ( tengah) dan Sutradara film Tanda Tanya hanung Bramantyo (kiri) saat melakukan jumpa pers terkait film Tanda Tanya yang di kecam oleh Barisan Serba Guna (Banser) NU cabang Surabaya karena di nilai menyudutkan Banser NU di Jakarta, Kamis (7/4). Dalam jumpa pers terkait pencekalan film tersebut, Ketua GP Ansor Nusron Wahid menghimbau tidak adanya pelarangan dan penarikan terhadap film Tanda Tanya yang mengangkat tentang keberagaman dan toleransi beragama di Indonesia tersebut.
Foto: AntaraNews Foto.