Indramayu, NU Online
Di tengah semakin tingginya biaya pendidikan, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu, Krangkeng, Indramayu Jawa Barat menggagas sekolah gratis. Lembaga pendidikan yang menerapkan kurikulum Ma’arif NU ini membebaskan biaya pendidikan 100 persen untuk tingkat sekolah menengah pertama atau SMP.
Menurut Ketua SMP Islam Asy-Syafi’iyyah Chotibul Umam, dengan menyediakan sekolah gratis ini, pihaknya ingin membantu masyarakat dalam mengakses pendidikan. Langkah ini ditempuh untuk menjaga eksistensi dan kontinuitas penyelenggaraan pendidikan di tengah masyarakat.
“Di tengah-tengah biaya pendidikan kian melejit dan mencekik masyarakat, jangan sampai ada masyarakat putus sekolah. Namun meskipun gratis 100 % biaya pendidikan, sekolah kami tetap mengedepankan kualitas lembaga dan prestasi para siswa,” katanya kepada NU Online di ruang kerjanya, Rabu (18/5).
Dikatakannya, sementara ini pesantrennya baru hanya bisa menyediakan pendidikan gratis untuk jenjang pendidikan SMP. “Ke depannya kami berharap akan bisa menyediakan pendidikan secara gratis pada jenjang lainnya, seperti SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Atau sekolah Tinggi Islam dan jenjang lainnya yang dikelola oleh pesantren kami,” tandasnya.
Ditanya darimanakah biaya operasional sekolah tersebut? Ia menjawab dengan singkat,”Biaya operasional sekolah ini murni diambil dari alokasi dana kas yayasan pesantren kami.”
Meski gratis 100 % biaya pendidikan, namun SMP Islam Asy-Syafi’iyyah dilengkapi dengan berbagai sarana dan extra kurikuler, seperti Laboratorium computer, Internet, perpustakaan manual dan digital, asrama santri, gedung milik sendiri, Marching Band, pencak silat, dan sarana-sarana lainnya penunjang proses berjalannya belajar-mengajar yang berkualitas, sebagaimana dikutip dalam website pesantren tersebut www.kedungwungu.com
Sementara itu pengasuh Pesantren Asy-Syafi’iyyah KH Afandi Abdul Muin Syafi’i menyatakan, pihaknya mewajibkan kepada para siswa-siwi SMP Asy-Syafi’iyyah, baik yang berdomisili di pesantren karena berasal dari luar daerah, ataupun para siswa-siswi yang berasal dari desa sekitar dan tinggal di rumah masing-masing.
“Saat jam istirahat sekolah, semuanya setiap hari diwajibkan melaksanakan salat Dhuha berjama’ah di musholla pesantren, beserta para dewan guru,” tandas kiai yang juga sesepuh NU Kabupaten Indramayu yang akrab disapa Abah Afandi.