Jakarta, NU Online
Banser atau barisan serbaguna adalah tentara yang dimiliki Nahdlatul Ulama (NU), karenanya apapun yang terjadi pada diri NU baik ancaman maupun upaya kelompok lain untuk merongrong NU, Banser harus tampil menjadi garda terdepan dalam membentengi NU.
“Jadi, masuk Ansor atau Banser berarti jiwa raga sudah siap untuk NU,” ujar Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor M Aqil Irham saat membuka acara diklatsar Banser yang digelar Satkorcab Banser bersama Pengurus Cabang Ansor Jakarta Utara, Senin, (30/5).
Hadir dalam acara pembukaan diklat Banser yang digelar selama tiga hari itu, Sekjen GP Ansor mewakili Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, Ketua Cabang Ansor Jakut Abdul Azis, Komandan Satkorcab Banser Jakut Supriyadi, Pengurus Cabang NU Jakut dan 200 peserta diklat Banser dari berbagai cabang dan rayon di Jakarta Utara.
Lebih lanjut Aqil Irham mengatakan, semua peserta jangan kuatir kalau sudah menjadi Ansor atau Banser anda dijadikan teroris. Justru sebaliknya kata Aqil, andalah yang akan menumpas teroris itu. Selain itu katanya, masuk Ansor berarti anda akan menemukan kedamaian dan ketentraman, karena NU selalu identik dengan kedamaian, menghormati budaya lokal dan rahmat bagi kita semuanya. “Sekali lagi, Banser tidak mengenal paksaaan dan kekerasan,” kata Sekjen.
Sementara itu, Komandan Satkorcab Jakarta Utara Supriyadi mengatakan, tema besar yang kami angkat dalam diklat kali ini adalah “Membentuk generasi Banser yang militan sebagai Banser perkotaan”, sesuai dengan tema inilah para peserta diharapkan benar-benar menjadi kader Banser yang militan dan solid terhadap NU. “Terpenting adalah memperaktikan apa yang sudah didapat dari diklat,” ujarnya.
Tambah Supriyadi, diadakannya diklat ini bertujuan untuk melakukan kaderisasi, karena tanpa kaderisasi sebuah organisasi tidak akan jalan dan berkembang, hal itu juga sesuai dengan amanat para pemimpin Banser. “Diklat seperti ini akan terus kita adakan,” ujarnya.
Selain untuk kaderisasi, kata Supriadi, juga untuk penguatan ke-NU-an, karena materi yang disampaikan tidak lepas dari materi ke-Ansor-an dan penguatan ke-Aswaja-an. Banser juga harus paham betul apa itu Aswaja, terpenting lagi adalah menjalankan nilai-nilai ke-Aswaja-an. “Kami juga memasukan materi keterampilan dan perekonomian;” ungkapnya.
Menurut Supriyadi, antusias pemuda Jakut untuk menjadi kader Banser sangat tinggi, begitu juga dalam masalah perekrutan kader terbilang gampang akan tetapi yang susah adalah merawat kader-kader yang sudah didiklat. “Karenannya kita harus mempunyai pola atau format yang jelas untuk masalah perawatan kader Banser ini,” tegas Komandan.