Sekolah Nahladltul Ulama (NU) di Mekkah yang diberinama Sekolah Indonesia Mekkah pada Jum’at (17/6) malam pukul 19.00 waktu setempat menyelenggarakan acara istighosah antara guru, wali murid, staf dan pengurus yayasan. Acara ini dihadiri sekitar 400 jamaah putra dan putri.
Acara bertempat di Ma’had Riyadul Jannah, Rosefah, Mekkah, Saudi Arabia, yang dimulai dengan pembacaan Surat Yasin, lalu dilanjutkan dengan istighosah yang dipimpin langsung oleh pengasuh Ma’had Dr Syekh Muhammad Isma’il al-Zain.
Syekh Muhammad Isma’il adalah Ketua Jurusan Dirosal Islamiyah Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah. Ia merupakan salah satu ulama Mekkah yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah bermdzhab Syafi’ie, dan setiap tahun berkunjung ke Indonesia, karena banyak santrinya yang berasal dari sana.
Dalam sambutannya, ia berharap agar pendidikan senantiasa dilaksanakan karena ajaran Islam harus dijalankan dengan ilmu.
Ketua Yayasan Sekolah Indonesia Mekkah, Roisuddin Bakri Rosyid mengungkapkan, istighotsah ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya yayasan NU di Makkah ini. Selain itu, istighotsah dimaksudkan sebagai forum silaturrahim antara ulama Mekkah, KJRI, KBRI, wali murid, guru, beserta staf dankryawan.
Ditanya mengapa acara diselenggarakan di pesantren yang diasuh oleh Syekh Muhammad Isma’il, ia mengatakan, Sekolah Indonesia Mekkah, awalnya berada di bawah Kafil atau penanggungjawab al-Anjal International School. Sekarang ini pihak pengelola sedang berusaha mencari Kafil baru yang lebih baik.
“Syekh Muhammad inilah yang menjadi mediator dan orang yang banyak membantu peralihan ini, bahkan surat-surat untuk keperluan peralihan ini beliau juga yang membantu sampai ke tingkat Menteri Pendidikan Arab Saudi. Sehingga kami memilih tempat di pesantren beliau, dan beliau sendiri berharap menjadi Kafil,” kata Roisuddin Bakri. tmbahnya
Selain Syeh Muhammad, istighotsah dihadiri oleh para pejabat Indonesia di Arab Saudi seperti Gatot Abdullah (dubes RI Arab Saudi), Zakaria Ansor (Konjen RI Jeddah), Fuad (mantan Konjen RI Jeddah), dan para pengurus NU Arab Sudi seperti KH Saifuddin (Syuriah PCINU Mekkah) dan para pengurus NU lainnya, serta seluruh guru, staf, dan wali murid.
Sekolah Indonesia didirikan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan berada di bawah naungan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Arab Saudi yang bekerjasama dengan konsulat Jenderal RI. Sekolah ini menampung para siswa dari tingkat TK sampai SMA dengan jumlah siswa keseluruhan 586 siswa.
Dalam sambutannya, Dubes RI Arab Saudi Gatot Abdullah berharap agar sekolah Indonesia ini tetap berjalan dengan baik. “Karena hanya dengan sekolah ini, putra bangsa yang berada di luar negeri bisa mengetahui sejarah, karakter dan budaya bangsanya. Walau bagaimanapun mereka adalah anak-anak Indonesia,” katanya. Sumber: NUOnline