Jakarta, NU Online
Untuk menangkal gencarnya serangan terhadap amaliyah-amaliyah ibadah warga Nahdliyin, Jajaran Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan kepada seluruh warga Nahdliyin untuk menggalakkan pengajian-pengajian yang menggunakan kitab di Masjid-masjid kampung. Seruan ini dikumandangkan seiring makin maraknya pengajian oral atau pidato saja.
“Anjuran mengaji dengan membuka kitab kuning ini sangat berguna untuk meningkatkan kapsitas intelektual para ulama NU. Hendaknya para ulama NU tidak hanya pandai beretorika di atas panggung, namun juga mumpuni di meja diskusi,” tutur Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi di Jakarta, Jum’at (24/6).
Menurut Masdar, serangan-serangan terhadap amaliyah ibadah warga Nahdliyin selama ini selalu didasarkan pada pemahaman langsung dan dangkal atas teks-teks pokok keislaman, yakni Al-Qur’an dan Hadits. Karenanya untuk menangkal serangan ini, maka para ulama NU juga dituntut mumpuni dalam teks-teks keagamaan secara mendalam dan konprehensif.
“Tentu kita sangat apresiatif terhadap para ulama yang pandai beretorika di atas panggung. Namun jangan sampai kita menghilangkan tradisi ilmiah para ulama yang senantiasa mengaji dengan membuka kitab, karena dari sanalah sumber dalil dan argumentasi berasal,” terang Masdar.
Lebih lanjut, Seruan yang dikeluarkand ari forum sarasehan Syuriyah PBNU ini menggarisbawahi bahwa NU akan menjadi kuat dan memiliki ikatan persaudaraan kuat dengan adanya semangat dan tradisi iltelektual (bil hammasah wal ilmi).