Jakarta, Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) mempertemukan para utusan dari lembaga dan badan otonom NU, Sabtu (24/10), di gedung PBNU Lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, dalam forum “Pelatihan dan Konsolidasi Media Online di Lingkungan PBNU”.
LTNNU sebagai departementasi yang membidangi penerbitan dan media informasi NU antara lain mengundang perwakilan dari Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat NU, Ikatan Pelajar NU (IPNU), Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU), Muslimat NU, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Korps PMII Putri, Pencak Silat NU Pagar Nusa, dan segenap lembaga di bawah PBNU.
Wakil Ketua LTNNU Hari Usmayadi menilai sebaran media-media online di lingkungan Nu cukup banyak dibanding dengan ormas-ormasi Islam lain. Hanya saya, masing-masing cenderung belum berhubungan dalam satu jaringan yang solid untuk mendakwahkan paham Ahlussunnah wal Jamaah.
Menurutnya, masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan internet ada 60 persen. Katanya, ada 72 juta di antara mereka yang terkoneksi internet lebih dari lima jam sehari. Jumlah ini menjadi potensi besar bagi ladang dakwah NU di dunia maya yang kini masih didominasi konten yang dikelola kelompok garis keras.
“Tren user internet ini akan terus naik. Tidak mungkin turun,” tuturnya sembari menegaskan tentang signifikansi dampak maraknya telepon pintar yang memudahkan tiap orang mengakses internet.
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore ini Katib Aam PBNU KH Yahya Staquf, Ketua Pengurus Pusat LTNNU Juri Ardiantoro, dan sekitar 50 pengurus dan staf lembaga dan badan otonom NU. Mereka berdialog di antaranya tentang konten website, manajemen pengelolaannya, gerakan media sosial, dan hingga upaya integrasi bidang media antarinstitusi sesama jaringan NU.
Lewat acara konsolidasi dan pelatihan ini, LTNNU mendorong media-media online yang dimiliki setiap lembaga dan badan otonom NU aktif mengelola dan terus memperbarui konten demi syiar Islam rahmatan lil alamin.
Katib Aam mengingatkan tentang pentingnya menyelamatkan Indonesia dari pihak-pihak yang hendak merongrongnya melalui media online. Menurutnya, NU memiliki tantangan besar di tengah serbuan gerakan dan ideologi ekstrem yang bergerak relatif terorganisasi. (Mahbib)
Sumber: NU Online