Jakarta, Harian Kompas edisi Senin, 11/1/2016 memuat artikel tentang Situs Resmi Nahdlatul Ulama, NU Online di kolom teratas halaman 4 rubrik politik dan hukum dengan judul ‘NU Online: Islam Moderat di Dunia Maya’. Dalam artikel yang ditulis oleh Wartawan Kompas Antony Lee tersebut, NU Online dinilai menjadi rujukan informasi dan wacana keislaman moderat di dunia maya.
Dalam artikel sepanjang 16 paragraf itu, Antony Lee menggali informasi dari pemimpin redaksi (Pimred) NU Online, Ahamd Mukafi Niam, Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU, Juri Ardiantoro, Pengajar Sosiologi Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Triyono Lukmantoro, dan reporter senior BBC, Peter Taylor.
Antony juga memaparkan data-data terkait angka kunjungan netizen ke situs NU Online dua tahun terakhir. Selain itu, dia juga merilis angka netizen sebagai anggota (follower dan liker) NU Online di twitter dan facebook sebagai channel penyebaran informasi melalui media sosial.
Para narasumber dalam artikel itu menjelaskan wacana keislaman yang semakin kencang di dunia maya. Oleh sebab itu, menurut mereka, wajah Islam moderat harus terus menerus dikampanyekan guna menangkal gerakan radikal.
“Internet menjadi wilayah dakwah, terutama untuk menghadapi kelompok lain yang cara beragamanya keras,” ujar Ketua LTN PBNU, Juri Ardiantoro dalam artikel itu.
Para narasumber juga sepakat, organisasi Islam moderat di Indonesia harus lebih banyak hadir di dunia maya. Hal ini dilakukan, karena di era digital ini, para netizen mempunyai kecenderungan belajar keislaman melalui dunia maya.
“Jangan sampai internet justru didominasi penyebaran paham yang radikal,” ucap Triyono Lukmantoro dalam artikel tersebut.
Dengan memaparkan pendapat Peter Taylor, Antony Lee juga menjelaskan bagaimana penyebaran paham radikal di kalangan generasi muda dengan memanfaatkan internet. Media internet cukup potensial dalam hal tersebut, karena mayoritas pengguna internet adalah anak-anak muda. Hal ini cukup beralasan, karena menurut informasi yang terungkap, selama ini tindakan terorisme juga dilakukan oleh anak-anak muda umur belasan tahun.
Dalam paragraf terakhir, artikel tersebut mengajak kepada masyarakat dan organisasi keislaman untuk banyak terlibat menyebarkan pesan-pesan Islam rahmatan lil alamin atau Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam di dunia maya di tengah paham radikal yang terus berusaha menancapkan eksistensinya. (Fathoni)
Sumber: NU Online