Bulan Syawal bukan hanya tentang momen kemenangan dan perayaan Idul Fitri, tetapi juga menyimpan keutamaan dan amalan-amalan istimewa. Selain puasa sunnah enam hari yang setara dengan pahala puasa setahun, di bulan Syawal kita juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah delapan rakaat.
Shalat Sunnah Delapan Rakaat: Ibadah Istimewa di Bulan Syawal
Ustadz Ulil Hadrawi dalam artikelnya di NU Online menjelaskan tentang keutamaan dan tata cara shalat sunnah delapan rakaat di bulan Syawal. Beliau menyebutkan bahwa shalat ini termasuk ibadah yang jarang diketahui dan dilakukan, padahal memiliki keutamaan yang sangat besar.
Dalil Shalat Sunnah Delapan Rakaat
Pelaksanaan shalat sunnah delapan rakaat di bulan Syawal didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Umamah Al-Bahili. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan dan tata cara shalat sunnah ini secara detail.
Tata Cara Shalat Sunnah Delapan Rakaat
Shalat sunnah delapan rakaat di bulan Syawal dilaksanakan dengan cara:
- Dikerjakan sebanyak delapan rakaat, empat kali salam, dengan dua rakaat sekali salam.
- Dilakukan pada malam atau siang hari.
- Setiap rakaat setelah membaca Surat Al-Fatihah, baca 15 kali Surat Al-Ikhlas.
- Setelah genap delapan rakaat, dilanjutkan dengan 70 kali bacaan tasbih dan 70 kali bacaan shalawat.
Keutamaan Shalat Sunnah Delapan Rakaat
Beberapa keutamaan shalat sunnah delapan rakaat di bulan Syawal, di antaranya:
- Allah akan tunjukkan penyakit-penyakit dunia serta obatnya.
- Allah akan mengampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya.
- Allah mudahkan perjalanannya hingga tempat yang dituju.
- Allah akan membayar utangnya dan memenuhi kebutuhannya.
Mari Manfaatkan Bulan Syawal dengan Amalan Terbaik
Bulan Syawal adalah bulan yang penuh dengan keutamaan dan kesempatan untuk meraih pahala berlimpah. Mari kita manfaatkan momen istimewa ini dengan melaksanakan amalan-amalan terbaik, termasuk shalat sunnah delapan rakaat.
Semoga dengan melaksanakan amalan-amalan di bulan Syawal, kita dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, mendapatkan limpahan rahmat dan keberkahan, serta menjadi pribadi yang lebih baik.
Ibaroh
Syekh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan pada hadits dalam kiitabnya Al-Ghunyah juz dua:
حدثنا أبو نصر بن البناء عن والده قال: حدثنا أبوعبد الله الحسين بن عمر العلاف، قال: أخبرنا أبو القاسم القاضى قال: حدثنا محمد بن أحمد بن صديق قال: حدثنا يعقوب بن عبد الرحمن قال: أنبأنا أبو بكر أحمد بن خعفر المروزى، قال: حدثنا على ابن معروف قال: حدثنى محمد بن محمود قال: أخبرنا يحيى بن شبيب قال: حدثناحميد عن أنس رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((من صلى فى شوال ثمان ركعات ليلا كان او نهارا يقراء فى كل ركعة بفاتحة الكتاب وخمس عشرة (قل هو الله أحد …) فاذا فرغ من صلاته سبح سبعين مرة وصلى على النبي صلى الله عليه وسلم سبعين مرة، قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذى بعثنى بالحق ما من عبد يصلى هذه الصلاة الا أنبع الله له ينابيع الحكمة فى قلبه وأنطق به لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها، والذى بعثنى بالحق من صلى هذه الصلاة كما وصفت لايرفع رأسه من أخر سجدة حتى يغفر الله له، وان مات مات شهيدا مغفورا له، و ما من عبد صلى هذه الصلاة فى السفر إلاسهل الله عليه السير والذهاب الى موضع مراده, وان كان مديونا قضى الله دينه، وان كان ذا حجة قضى الله حوائجه، والذى بعثنى بالحق ما من عبد يصلى هذه الصلاة إلا أعطاه الله تعالى بكل حرف وبكل أية مخرفة فى الجنة قيل وما المخرفة يا رسول الله قال صلى الله عليه وسلم بساتين فى الجنة يسير الراكب فى ظل شجرة من أشجارها مائة سنة ثم لايقطعها))
“Diceritakan dari Anas radhiallahu Anhu, dia berkata bahwasannya Rasulullah pernah bersabda, ‘Barangsiapa shalat di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat baik dilakukan malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan Qul qul huwallahu ahad–al-khlas–sebanyak lima belas kali; setelah delapan rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali. Maka demi Dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan shalat ini, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, barangsiapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar; dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan shalat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafah di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan, ‘Apakah makhrafah itu, ya Rasul?’ Rasulullah menjawab, ‘Makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebun penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus tahun)’.”
Sumber: NU Online