Ibadah haji memiliki bagian-bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan. Ibadah ini dianggap sebagai ibadah yang sangat agung, namun perlu diingat bahwa semua bagian atau rukunnya harus dilakukan tanpa terkecuali. Jika ada salah satu bagian yang tidak dilaksanakan, maka ibadah haji tidak akan dianggap sah, dan kewajiban haji bagi jamaah tersebut tetap berlaku. Berikut adalah enam hal penting yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji:
- Ihram Ihram adalah langkah awal dalam ibadah haji, mirip dengan takbiratul ihram dalam shalat. Ihram menandai dimulainya rangkaian manasik haji dengan niat haji yang disimpan dalam hati. Sebelum melakukan niat, jamaah haji disarankan untuk mandi dan mengenakan pakaian ihram terlebih dahulu. Jamaah haji harus segera mematuhi larangan-larangan haji setelah melakukan niat ihram.
- Wukuf Wukuf adalah kehadiran jamaah haji di Arafah, meskipun hanya sejenak atau melewati daerah wukuf. Waktu wukuf berlangsung dari zuhur tanggal 9 Dzulhijjah sampai Subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Saat berada di Arafah, disarankan bagi jamaah haji untuk banyak berzikir, mengucapkan tasbih, tahmid, tabir, tahlil, dan berdoa.
- Tawaf Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam keadaan suci, dimulai dari arah Hajar Aswad. Tawaf ini juga dikenal dengan sebutan tawaf ifadhah. Selama melakukan tawaf, jamaah haji disarankan untuk membaca talbiyah. Tawaf ifadhah dapat dilakukan mulai dari tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah.
- Sa’i Sa’i adalah berjalan antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Jalan pertama dimulai dari Shafa ke Marwah. Sa’i harus dilakukan sebanyak tujuh kali dengan perhitungan yang benar. Bagi mereka yang kesulitan, seperti lansia atau orang dengan gangguan fisik, sa’i dapat dilakukan dengan menggunakan kursi roda.
- Tahallul Tahallul dilakukan dengan mencukur atau memotong rambut. Minimal harus mencukur tiga helai rambut. Tindakan ini mengindikasikan selesainya ibadah haji.
- Tertib Semua bagian atau rukun haji ini harus dilakukan secara berurutan. Ini merupakan tata cara yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada umatnya. Jadi, tidak ada yang boleh dilewatkan.
Keenam hal tersebut adalah bagian yang tak terpisahkan dalam ibadah haji. Tidak ada satu pun dari rukun tersebut yang bisa digantikan dengan kompensasi atau dam. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah haji untuk memastikan bahwa mereka melaksanakan semua bagian dari ibadah haji dengan benar dan tanpa kecuali.
Ibaroh
قوله: ولا تجبر أي الأركان أي لا دخل للجبر فيها، وذلك لانعدام الماهية بانعدامها، فلو جبرت بالدم مع عدم فعلها للزم عليه وجود الماهية بدون أركانها، وهو محال بجيرمي
Artinya, “Rukun-rukun atau bagian ini tidak dapat ditambal [substitusi atau kompensasi]. Maksudnya tidak masuk pada rukun-rukun itu penambalan karena tidak ada substansi haji tanpa pelaksanaan rukun-rukun tersebut. Seandainya rukun itu dapat diganti dengan dam tanpa mengerjakan rukun tersebut, niscaya akan wujud suatu substansi (hakikat) tanpa rukun-rukunnya, dan hal itu mustahil. Demikian penjelasan Al-Bujairimi.” (Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr:], juz II, halaman 331).
Sumber: NU Online