Saraf terjepit di leher bisa menjadi masalah serius yang mempengaruhi kenyamanan dan fungsi tubuh. Menurut Dr.dr. M. Wawan Mulyawan, SpBS(K), gejala utama saraf terjepit di leher meliputi nyeri atau sakit leher yang persisten, kesemutan yang menjalar ke tangan, kelemahan otot tangan, dan mati rasa. Gejala yang lebih berat dapat menyebabkan kelumpuhan dan gangguan otonom seperti kesulitan buang air besar.
Untuk mengatasi saraf terjepit di leher, pertolongan pertama termasuk mengompres area yang nyeri dengan kompres dingin dan hangat secara bergantian, mengatur posisi tidur tanpa menggunakan bantal, dan penggunaan obat anti-nyeri jika perlu. Pemijatan fisioterapi dan terapi fisik juga dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
Namun, jika gejala tidak membaik dan bahkan ada kelemahan otot tangan, segera konsultasikan dengan dokter. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan penyebab nyeri dan gejala terkait. Dalam kasus yang lebih berat, seperti kelumpuhan atau gangguan otonom, pembedahan mungkin diperlukan.
Teknologi endoskopi, termasuk Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS), telah menjadi metode pembedahan yang populer dalam penanganan saraf terjepit di leher. BESS memungkinkan pembedahan minimal invasif dengan sayatan kecil, lapang pandang yang luas, dan proses pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional.
Meskipun risiko kekambuhan setelah operasi relatif kecil, penting bagi pasien untuk menjaga postur tubuh yang baik dan mengubah kebiasaan sehari-hari untuk mencegah masalah kembali. Selain itu, memilih sarana kesehatan yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter yang berpengalaman juga sangat penting dalam penanganan saraf terjepit di leher.
Sumber: Kompas