Para pemudik mulai bergerak menuju titik kumpul mudik 2024 bersama PBNU-Kemenag di pintu 2 Al-Ghaffar Masjid Istiqlal Jakarta. Mereka, bersama keluarga, membawa berbagai bawaan seperti koper, tas, dan dus ukuran besar di pundak.
Syukron (41), pemudik asal Cakung, Jakarta Timur yang menuju Comal, Pemalang, Jawa Tengah, menyambut baik program Mudik Bareng Gus Men sebagai solusi untuk meringankan biaya pulang ke kampung halaman. Ia mengapresiasi fasilitas yang disediakan panitia, termasuk kondisi mobil, posko kesehatan, dan pelayanan petugas yang siap sedia.
Siti Sholehah (51), pemudik menuju Pekalongan, menyatakan kegembiraannya karena mudik bareng selalu memberikan pengalaman positif bagi dirinya dan keluarga. Ia berharap program semacam ini dapat terus berlanjut.
Sardani (46) dari Bekasi, Jawa Barat, yang menuju Purwokerto, Jawa Tengah, menilai bahwa pelayanan mudik gratis dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ia berpesan agar program tersebut diteruskan dengan pelayanan yang baik.
Bahar Maksum (65), pemudik tujuan Situbondo, Jawa Timur, mengungkapkan manfaat besar dari program mudik gratis ini mengingat biaya mudik yang terus meningkat. Ia berharap program ini dapat diperluas ke berbagai daerah.
Muhammad Yasin (26), petugas satuan pengamanan Masjid Istiqlal, memberikan imbauan kepada pemudik untuk menjaga barang bawaannya dan menyediakan obat-obatan penting.
Koordinator Mudik Bareng Gus Men, Timbul Pasaribu, menjelaskan bahwa terdapat 15 bus yang berangkat dari Masjid Istiqlal, ditambah dengan bus dari Gedung PBNU, dengan tujuan beragam seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Jumlah penumpang di setiap bus mencapai 45 orang.
Program ini merupakan upaya PBNU-Kemenag untuk memfasilitasi pemudik dan meringankan beban biaya mudik bagi masyarakat. Semua pihak berharap agar perjalanan mudik berlangsung lancar dan aman.