Relawan gabungan NU Peduli yang bertugas di wilayah terdampak gempa Bawean sedang memasuki tahap baru dalam upaya bantuan mereka. Setelah mengatur distribusi logistik, melakukan pendataan, dan memberikan layanan kesehatan, kini fokus mereka beralih ke pembangunan hunian sementara (huntara) bagi para pengungsi yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Menurut Aak Abdul Kudus dari Gusdurian Peduli, pembangunan huntara menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan dasar para penyintas gempa. Kondisi pengungsian yang komunal cenderung tidak memadai dalam memenuhi kebutuhan, bahkan berpotensi menimbulkan konflik antarindividu dan keluarga.
Aak menyampaikan bahwa keputusan untuk membangun huntara didasarkan pada pemantauan selama seminggu terakhir dan diskusi dengan warga. Mereka berencana menggunakan bahan lokal seperti kayu sisa bangunan dan terpal untuk pembangunan, dengan bantuan tenaga dari warga setempat.
Ali Subhan, koordinator relawan NU untuk desa Telukjati Dawang, menjelaskan bahwa warga desa tersebut telah menyetujui lokasi pembangunan huntara percontohan, dengan memprioritaskan warga yang paling membutuhkan seperti ibu hamil.
Huntara pertama akan memiliki ukuran 4 x 6 meter persegi dan lokasinya ditentukan berdasarkan kebutuhan warga. Pembangunan akan dilakukan secara gotong royong oleh warga setempat.
Sebelumnya, relawan NU telah memfokuskan advokasi mereka pada tiga titik terparah di tiga desa terdampak. Mereka bekerja sama dengan Gusdurian Peduli, Karina Surabaya, dan NU Care-LAZISNU PBNU dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Sumber: NU Online